BAB 1 (A)

2.3K 160 106
                                    




Happy Reading


           

Mata indah itu akhirnya terbuka setelah sekian lama beristirahat. Ia mengerjap menyesuaikan cahaya yang menerpa retinanya. Selang oksigen masih setia menemaninya. Beberapa orang berlalu lalang menghampiri pandangannya.

"Nona Keysha?" panggil sebuah suara. Pemilik mata indah itu merasa terpanggil. Seorang pria paruh baya berjas putih yang memanggilnya.

"Anda memanggil saya?" tanya cewek tersebut. Pria tersebut mengangguk.

"Anda tau anda sedang berada dimana?" tanya Pria paruh baya yang diyakini adalah dokter. cewek tersebut mengangguk.

"Rumah sakit," jawab cewek tersebut.

Dokter tersebut kemudian melakukan beberapa pemeriksaan kepada wanita tersebut, Keysha. Ya, namanya Keysha, akrab dipanggil Key. Key telah dirawat di rumah sakit selama sebulan karena sebuah kecelakaan mobil yang dialaminya.

Setiap hari ibunya tidak pernah lelah menemani Key di rumah sakit. Beberapa teman kuliahnya juga datang menjenguknya. Meski banyak yang datang menjenguknya, tetapi Key tetap saja merasa kesepian.

"Sayang, kenapa melamun?" tanya ibunya saat melihat putrinya itu melamun.

"Ma, apa yang terjadi padaku sebelumnya?" Key tampak bingung.

"Kemarin kamu kecelakaan, sayang. Mama juga tidak tahu bagaimana kejadiannya karena mama Cuma diberi kabar bahwa kamu mengalami kecelakaan begitu saja." jelas sang ibu. Mata Key menerawang jauh seolah mencari sesuatu dalam memorinya.

Namanya Keysha Almera. Cewek bermata indah dengan senyuman yang menyejukkan layaknya embun merupakan ciri khasnya. Key kuliah jurusan Keperawatan tingkat I Universitas Wijaya di Jakarta. Mengalami kecelakaan dan mengharuskannya vakum dari kegiatan perkuliahan beberapa waktu.

Setelah cukup lama di rawat di rumah sakit, Key akhirnya kembali ke rumah yang sangat dirindukannya. Key menatap kamarnya dengan design warna biru putih. Ada beberapa boneka berukuran besar seperti boneka Mickey mouse, Pororo dan Teddy bear. Key meraih boneka mickey mouse nya dan memeluknya. Tiba-tiba saja Key merasakan dadanya bergemuruh. Ada rasa yang menyesakkan di dadanya saat memeluk boneka tersebut.

*

Key berlari ditengah derasnya hujan. Air matanya mengalir sama derasnya dengan tetesan hujan tersebut. Seorang cowok menahan pergelangan tangannya membuat Key berhenti. Key berbalik kemudian menampar pipi cowok tersebut.

PLAKK!

"Aku membencimu. Harusnya sejak awal aku memang tak pernah mengenalmu!" gusar Key pada cowok tersebut. Cowok tersebut menunduk.

"Untuk apa aku disini kalau pada akhirnya aku tidak dihargai, hah?! Jawab aku? Aku cape diperlakukan begini," lanjut Key. Ia tampak sangat frustasi. Cowok tersebut menarik Key kedalam pelukannya.

"Lepasin aku! Jangan sentuh aku!" Key berontak namun cowok itu tetap memeluknya.

Key tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Keringat membasahi pelipisnya. Napasnya memburu. Matanya gelisah menatap sekeliling. Menyadari hal itu hanyalah sebuah mimpi memberi sedikit ketenangan pada pikirannya.

"Cuma mimpi," batin Key. Ia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Keesokan harinya

Key duduk di balkon kamarnya menikmati udara pagi yang menyejukkan. Menatap setiap tetes embun yang menghiasi dedaunan. Cahaya mentari masih tersipu malu untuk menyapa bumi.

"Selamat pagi, kesayangan Kakak," sapa seorang pria sambil memeluk Key dari belakang.

"Pagi juga, Ka Alvin," balas Keysha ramah. Alvin kemudian berpindah duduk disamping Key.

"Apa yang sedang kamu pikirin, Key?" tanya Alvin yang merupakan kaka kandung Key.

"Ga ada, Ka. Cuma sedang menikmati pemandangan pagi," jawab Key dengan senyuman.

"Jika ada beban, ceritakan. Jangan berada di kegelapan sendirian," ucap Alvin sambil menatap Key serius.

"Bahkan embun  takkan indah jika tak melewati malam yang gelap dan panjang," sahut Key  klise.

Tidak mengerti? Tentu saja Alvin tidak mengerti dengan jalan pikiran Keysha. 19 tahun bukan waktu yang sebentar bagi Alvin untuk mengerti jalan pikiran adik perempuannya tersebut. Bagi Alvin, Key penuh rahasia. Tidak peduli seberapa banyak yang ingin membantunya, Key selalu menghadapinya sendirian.

Alvin dan Key memang saudara. Ya, sama seperti saudara seperti yang lainnya. Namun ada jurang pemisah yang telah Key buat untuknya. Entah apa sebabnya Alvin juga tidak tahu. Hingga detik ini Alvin masih belum mengetahui alasannya.

Key pergi jogging keliling kompleks rumahnya. Headset terpasang ditelinganya. Key berhenti didepan sebuah rumah dengan pagar tinggi menjulang. Rumah tersebut adalah rumah paling mewah di kompleksnya. Key memandang kearah dalam rumah tersebut. Sepi, itulah kesan pertama Key saat memandang rumah tersebut.

"Nak Keysha?" tegur seorang wanita berusia 40 tahunan. Key melepas headsetnya.

"Selamat pagi, Bu." sapa Key dengan sopan.

"Kamu sudah sehat?" tanya wanita tersebut.

"Yah lumayan, Bu." jawab Key seadanya.

"Oh begitu.. kalau begitu saya duluan ya. saya mau ke pasar dulu." pamit wanita tersebut. Key mengangguk.





Bersambung


Jangan lupa vote dan komennya ya. Saran-saran dari kalian sangat membantu untuk cerita ini kedepannya.


Salam hangat


Babyfn

Tentang RasaWhere stories live. Discover now