¦Part 2¦

13.2K 1.5K 93
                                    

Ini adalah hari minggu pagi. Hari dimana Shana akan belajar bersama teman-temannya di perpustakaan kota. Shana sendiri sedang bersiap-siap sambil sesekali mengecek ponselnya.

Arthur sudah pergi dari rumah Shana dan kembali ke apartemennya sendiri. Ia juga rencananya akan turut serta dalam acara belajar bersama di perpustakaan kota. Namun Arthur mungkin akan datang terlambat karena harus mengurus hal lain terlebih dahulu.

Kembali ke Shana, gadis itu tampak memasukkan buku-buku kumpulan soal latihan untuk UN ke dalam tasnya. Setelah dirasa cukup, ia menutup tasnya dan membawanya ke luar kamar.

Shana segera menuruni tangga dan berjalan menuju pintu depan. Sesampainya di teras rumah, Shana segera mengunci pintu rumahnya. Ia kemudian berjalan ke arah abang ojek online yang tadi sudah dipesannya.

***

Setelah menghabiskan cukup banyak waktu di perjalanan, Shana akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Ia segera masuk ke perpustakaan kota yang lumayan ramai pengunjung itu.

Ia memilih tempat di pojokan dekat jendela besar yang memperlihatkan taman di samping perpustakaan. Ia mulai mengeluarkan buku-buku yang memenuhi tasnya. Tak lupa, ia juga mengecek handphonenya untuk memastikan keberadaan teman-temannya.

Ah, ternyata Agatha sedang terjebak macet dan mungkin butuh waktu sepuluh menit lagi untuk sampai ke perpustakaan ini. Verrel malah ketiduran. Akbar sedang menjemput Kak Nizar di Bandara. Tunggu dulu!

Shana melebarkan matanya saat membaca balasan dari Akbar. Apakah Shana tidak salah baca? Akbar mengatakan kalau ia tengah menjemput Nizar di Bandara? Itu artinya Kak Nizar ada di Indonesia!

Apa ini sebuah kebetulan? Apa Kak Nizar juga mendapat pesan teror?

Shana mendengar langkah kaki mendekat. Shana kemudian mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang datang.

"Hai, Sha. Udah lama lo?" sapa seorang cowok yang berdiri di hadapan Shana.

Cowok itu bernama lengkap Verrel Aluka. Cowok tampan yang menjadi idola di SMA Argosaka-SMA tempat Shana bersekolah. Verrel memiliki penampilan acak-acakkan dan terkesan cuek. Namun nyatanya ia adalah salah satu anggota OSIS yang paling disegani di masa jabatannya. Ia masuk ke jajaran penting dalam keanggotaan OSIS dan sering mengetuai kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan OSIS.

"Lho, katanya lo ketiduran?" Shana jadi bengong dan terlihat seperti orang bego.

"Iya, tadi gue emang ketiduran. Bukan di rumah tapi di sini." jawab Verrel sambil nyengir.

"Hah, di sini gimana?" tanya Shana yang makin kelihatan bego saja.

"Otak lo kenapa sih, Sha? Biasanya encer banget. Sekarang kok gagal paham terus." Verrel mengejek Shana.

"Tunggu! Jadi lo ketidurannya pas udah sampai perpustakaan ini gitu?" tanya Shana begitu selesai mencerna.

"Nah, itu tahu." balas Verrel sembari menjatuhkan diri ke kursi.

Shana hanya memberengut kesal. Ia kemudian mengambil salah satu buku yang tadi ia bawa kemudian sibuk mengerjakan soal-soal yang ada.

"Shana!" suara keras, nyaring, dan melengking terdengar memanggil nama Shana.

Suara keras itu membuat sebagian pengunjung perpustakaan menoleh tak suka ke sumber suara. Sementara si pemilik suara hanya tersenyum tak tahu malu. Siapa lagi kalau bukan Agatha.

Gadis bernama lengkap Agatha Shia itu sepertinya sudah kebal dengan tatapan sebal yang ditujukan padanya. Kebiasaan berteriak-teriak dengan suara nyaring sepertinya juga sudah menjadi ciri khasnya.

BOOK 2 MISSION SERIES: MISSION IN TRIVIA (Pindah ke Innovel) Where stories live. Discover now