7.5

3.9K 514 52
                                    

He's Our Son?!

-

Chapter 7.5

.

.

.

.

.

"Jangan kesana!"

"Ya! Aku harus pergi! Namjoon—"

"Kalau kau pergi aku juga akan pergi membawa Jihoon darimu!"

"A-apa?!"

"Jangan berpura-pura bodoh Yoon! Aku tahu bahwa kau masih menyukai dia bukan?! Kau masih menyukai Kim Namjoon bukan?!"

Badan Yoongi tiba-tiba menegang mendengar perkataan istrinya tersebut. Bagaimana mungkin istrinya tahu kalau....

"Apa yang kau katakan?!"

"Yoon! Aku tahu walaupun kau mencintaiku, dan kita telah menikah lewat dari 7 tahun, kau selalu lebih mencintai Namjoon bukan?"

"Yoora itu tidak—"

"Jangan berbohong lagi padaku!"

Yoongi terdiam. Mungkin memang ini adalah kesalahannya sejak awal. Kesalahannya karena tidak jujur pada perasaannya sendiri. Terlalu takut kehilangan sahabat terbaiknya, ia malah menyakiti banyak perasaan. Perasaan Namjoon, perasaan istrinya, terlebih perasaannya sendiri. Juga... perasaan anaknya, Jihoon.

Tapi... jika Yoongi tidak pergi.. Namjoon mungkin....

"Min Yoongi, aku bersumpah jika kau pergi, aku benar-benar akan pergi!"

Yoongi memejamkan matanya. Sial.

Tidak. Tidak bisa. Namjoon kini tengah terbaring memperjuangkan nyawanya di rumah sakit. Jika Yoongi tidak pergi menemuinya sekarang, bisa saja dia.. dia tidak akan pernah melihat Namjoon lagi.

"Ma-maaf... aku harus pergi," lirih Yoongi.

Pemuda berkulit pucat itu kemudian membalik tubuhnya dan mulai melangkah pergi. Meninggalkan rumahnya sendiri, untuk memperjuangkan perasaannya sendiri. Untuk Namjoon-nya.

Satu yang tidak Yoongi dan istrinya ketahui, ada Jihoon anak mereka yang melihat pertengkaran mereka. Jihoon memperhatikan dan mendengarkan seluruh teriakan dari sepasang suami istri itu.

Jihoon tidak menangis. Entah mengapa ia tidak sedih. Baiklah, ia sedih tentu saja melihat kedua orang tuanya bertengkar. Namun... Jihoon tidaklah bodoh. Meskipun baru berumur lima tahun, Jihoon tahu bahwa ayahnya memang memiliki perasaan sayang yang lebih kepada paman Namjoon-nya.

Jihoon dapat melihat bahwa hubungan yang terjalin antara ayahnya dan paman Namjoon merupakan hubungan yang lebih dari sekadar sahabat karib. Mereka, mereka bahkan terasa lebih spesial daripada hubungan kedua orang tuanya sendiri.

Jihoon dapat merasakan perasaan ayahnya yang memang tulus setiap kali itu berhubungan dengan paman Namjoon. Dan hal itu selalu membuat Jihoon senang karena, untuk beberapa saat, ayahnya terlihat begitu bahagia.

Jihoon sering bermain dengan paman Namjoon, bahkan jauh lebih sering daripada dengan ibunya sendiri. Ibunya selalu sibuk dengan dirinya sendiri dan hampir tidak pernah menghabiskan waktu dengan dirinya. Sedangkan dengan paman Namjoon, meskipun pamannya itu harus sibuk bekerja

Jihoon memejamkan mata, tidak terasa setetes air mata mengalir dari matanya. Dalam hati Jihoon, dia berharap dapat memperbaiki semua ini.

.

.

.

.

.

to be continued

.

.

.

.

.


Author's note:

Halooo! akhirnya cerita ini update juga T_T

aku mohon maaf untuk ketelatan yang sangat telat ini, dan juga mohon maaf sekalinya update malah pendek banget banget banget kayak gini :") Tolong maafkan aku T_T

anyway, part kali ini merupakan cuplikan flashback dari masa lalu Jihoon sebelum akhirnya dia datang ke masanya namgi. Aku harap kalian ga bingung ya pas baca part ini :")

oke deh segitu aja, makasih buat kalian yang masih nungguin cerita ini (emangnya ada?). Mohon bersabar yang lama karena aku emang bukan tipe penulis yang fast update :")

lastly, sayang kalian semua yang baca part ini sampe habis hehe, sayang kalian banget banget pake banget <3


He's Our Son?!Where stories live. Discover now