Sangat sulit untukku bangkit
Setiap sudut kota ini mengingatkanku pada kenangan indah yang berujung nestapa
Kenangan demi kenangan berputar dan berpendar dalam kepala
Mengusik ketenangan jiwa dan mendesak air mata berurai lepas kendali
Aku pernah merancang masa depanmu di sini
Agar aku bisa menjagamu dalam damai
Kini yang bersisa hanya omong kosong
Semua sirna tak bersisa
Aku tak pernah benar - benar baik - baik saja
Aku hanya berdusta agar kau pergi dengan tenang
Sepeninggalmu, aku hancur!
Aku hilang akal
Terbahak dengan uraian air mata
Menapaki hari demi hari dalam kepedihan
Aku tak membencimu
Justru karena aku terlalu menyayangimu lebih dari rasa sayangku pada diriku sendiri
Jadi aku memilih menyakiti diriku sendiri
Aku ingin berontak, namun tak tahu kepada apa dan siapa aku berontak
Pada akhirnya, aku kembali mengisi kekosongan dengan kekosongan lainnya
Bertawakal namun tak benar - benar berpasrah
Bersimpuh penuh pengharap pada jutaan sujudku
Memohon penawar pada Sang Maha Pemberi Penawar
Meminta jawaban untuk kisah yang tak pernah tuntas pada Sang Pemberi Jawaban
Aku yang terkenal tegar, kini benar - benar hancur!
Aku tak pernah sehancur ini!
Tapi lagi - lagi, Tuhan tak pernah salah
Takdir-Nya tak pernah salah arah
YOU ARE READING
Merapikan Hati
PoetryUntaian kata yang tak pernah sampai pada pemiliknya, setumpuk asa yang pernah salah kugantungkan dan secercah cahaya yang perlahan menyinariku dalam gelapnya hatiku yang kian kosong~