Penutup

2 0 0
                                    

Patah hati,

Seberapa sering aku patah hati? Tak pernah sekali pun. Namun, aku sudah khatam mendengarkan kisah patah hati para makhluk bumi. Mungkin, Tuhan sedang mempersiapkanku untuk merasakan patah hati. Makanya Tuhan mengirimkan tumpukan demi tumpukan kisah patah hati. Namun, sepertinya aku yang tidak peka. Untuk kali pertama, di usiaku yang baru menginjak 20an.. aku patah hati.

Aku tak patah sendirian, ada seseorang yang ikut patah bersamaku. Namun, aku mencoba menepikan egoku. Bahwa seseorang seperti dirinya, membutuhkan sepasang sayap yang kuat. Dan aku hanyalah sayang yang pernah kuat. Beberapa buluku sudah kubagikan pada sayap yang lain. Aku bahkan tak yakin mampu terbang lagi seperti dulu.

Dia membutuhkan sebuah rumah yang hangat lagi damai, sedang aku hanya memiliki sebuah pelataran yang dingin lagi keras. Raganya yang sudah dihantam bertubi – tubi hanya akan makin nyeri dibuatnya.

Lalu bagaimana denganku?

Aku membutuhkannya, lebih dari apapun. Jika aku bersamanya, aku yakin aku akan mampu tersenyum dan tenang. Andai aku boleh menggenggam tangannya, aku tak perlu meragu lagi kala melangkah. Bila pun aku kehilangan jutaan pendar cahaya kala malam, aku yakin bersamanya aku akan menemukan jalan kembali pulang.

Aku membutuhkannya, lebih dari siapapun. Aku tak pernah menemukan seseorang sepertinya, begitu indah tapi hatinya terus merendah. Bahkan ia pun mampu meluluhkanku dengan beberapa deret kata bermakna. Dia berbeda. Aku tak pernah menemukan sosok sepertinya, dan entah di belahan dunia mana lagi aku dapat menemukan sosok sepertinya.

Tapi aku sadar diri, aku tak akan menahannya lebih lama untuk duduk bersamaku. Aku tak ingin menghentikan langkahnya. Ikhlaskah aku? Tentu tidak. Tapi, mungkin Tuhan akan menghembuskan rasa ikhlas itu padaku suatu saat itu. Sambil menunggu sejuknya rasa ikhlas itu tiba di ruang sepiku, pinjamkanlah namamu untuk setiap sujudku. Ijinkan aku meminta pada-Nya seseorang sebaikmu. Seseorang yang mampu membuatku takut dengan tumpukan dosaku sendiri. Seseorang yang begitu berjuang untukku kala hatinya begitu terluka. Seseorang yang kulukai berkali – kali, namun tak pernah berniat melukai. Seseorang yang dengan begitu tulus mengamini setiap harapku, hingga aku akhirnya menyerah secara suka rela. Seseorang yang berhasil menghancurkan batu di dalam diriku.

Ijinkan aku memintakan untukmu pada-Nya. Kupintakan untukmu seseorang yang tegar, lagi sabar. Seorang yang anggun lagi santun. Seseorang yang bersinar lagi menebar sinar. Seseorang yang layak bersanding denganmu. Seseorang yang mampu mengantarmu pada kebaikan lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 04, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Merapikan HatiWhere stories live. Discover now