Kepada teman senja yang aku nanti hadirnya,
Kepada bayang seseorang yang pernah ku harap menetap
Kepada hati yang akhirnya jatuh pada sebuah bayang
Kepada air mata yang sampai detik ini terus memburai
Kepada pemilik nama yang mulai ku sebut dalam do'a
Aku akan bisa melangkah maju tanpa ragu setelah kau kirimkan kabar
Jujur aku memang ingin bersamamu, namun aku tahu diri
Jujur tanpa sadar aku jatuh hati padamu
Tapi ini adalah sebuah dosa
Oleh karenanya aku menebusnya dalam tiap do'a
Aku tak menunggu
Aku juga tak membiarkan
Aku meminta pada-Nya
Jikalau akhirnya Tuhan memantapkan hatimu
Maka aku sudah bersiap menetapkan hati
Jikalau akhirnya Tuhan memalingkan hatimu
Maka aku sudah siap patah hati
Berurai air mata untuk yang kesekian kali
Merasa menyesal untuk yang pertama kali
Dan merasa bersyukur sebab kau tak bersama orang lemah dan buruk sepertiku
Sosok sepertimu layak bersanding dengan orang yang baik
Sosok sepertimu pantas mendapatkan yang terbaik darinya
Sedang aku,
Aku bahkan tak tahu apa yang dapat aku berikan padamu
Aku hanya punya sebuah tangan yang siap menggenggam
YOU ARE READING
Merapikan Hati
PoetryUntaian kata yang tak pernah sampai pada pemiliknya, setumpuk asa yang pernah salah kugantungkan dan secercah cahaya yang perlahan menyinariku dalam gelapnya hatiku yang kian kosong~