4. Kesempatan Kedua

92.3K 12.4K 3.2K
                                    

Kesempatan hanya diberikan sekali, yang harus dijaga dengan sebaik mungkin

—oOo—

"Kejar aku kalau bisa!" Mark mempercepat larinya ketika Haechan hampir saja dapat menarik baju Mark.

"Ihhh kok gak dapet" Haechan kemudian mencoba mengepung Mark dengan berlari ke arah kiri meja tamu karena Haechan yakin kalau Mark akan ke sana.

Mark yang melihat Haechan berbelok arah kemudian berbalik hingga Haechan percuma kesana.

"Kau tidak bisa menipuku Echanie" Mark berlari tanpa melihat kalau ia berlari menuju ujung meja tamu.

"MARK!" Teriak Taeyong.

Mark tersungkur ke lantai hingga dagunya menbentur lantai yang licin.

"Akhhhh" Mark meringis.

Haechan langsung lari ke arah Mark dan membantunya duduk. Haechan menangis ketika melihat lutut Mark yang mengeluarkan darah.

"Markeu lututmu hiks" ucap Haechan.

"Shuttt kenapa kau yang menangis Echanie? Kan aku yang jatuh"






Greb







"M-markeu kalau ngerasa sakit, nangis aja. G-gaada yang ngelarang" Haechan mengeratkan pelukannya ke Mark.

"Mark ayo kita obati lukamu" Mark mengangguk kemudian mencoba berdiri dengan bantuan Taeyong tentunya.

"Akhh" Mark hampir saja kembali terjatuh jika Taeyong tidak memegang perutnya.

"Sini aku gendong" Taeyong menggendong Mark seperti menggendong bayi pada umumnya.

Mark dapat melihat wajah Taeyong sangat jelas, hidungnya yang mancung hingga pipi yang tirus sehingga membuat Taeyong begitu sempurna dimatanya.

Sungguh tipe mommy yang sangat diinginkan oleh Mark.

Mark diturunkan di sofa oleh Taeyong. Haechan pun menemani Mark dengan menyemangatinya agar Mark tidak menangis.

Taeyong bingung, dimana ia harus mencari kotak P3K? Seingatnya Ten tidak memberitahunya dimana tempat kotak P3Knya itu disimpan.

Taeyong ingat kalau sebelum ia kesini, sempat membawa betadine dan plester untuk berjaga-jaga. Yaa siapa tau majikan gua kasar sampai bikin gua terluka, begitulah monolog Taeyong saat itu.

Taeyong bergegas menuju ke kamarnya dan mengambil betadine serta plaster itu.

Taeyong kemudian mengambil air panas untuk membilas luka Mark agar tidak bengkak.

"Mark ditahan ya" Mark menggangguk.

Taeyong dengan telaten membersihkan luka Mark dengan air panas. Sesekali Mark meringis membuat Taeyong tidak tega melanjutkannya.

Jangan tanya Haechan, setiap Mark meringis suara tangis Haechan semakin kencang hingga meremat celana yang dipakai Taeyong.

Mark memperhatikan setiap gerak gerik Taeyong. Hingga kalimat Mark sempat membuat Taeyong menghentikan kegiatannya.

"Mommy cantik"

Taeyong tentu saja terkejut mendengarnya, dengan senyum yang terpaksa Taeyong mengucapkan terima kasih pada Mark.

"T-terima kasih"

Setelah membersihkan luka Mark, Taeyong harus menaruh betadine di dagu dan di lutut Mark.

"Ini akan terasa sakit" Mark tersenyum sembari mengangguk.

Taeyong dengan cepat menaruh betadine itu, yang membuat Mark meringis kesakitan dan membuat Haechan menangis kencang hingga suaranya menimbulkan gaung.

Babysitter【Jaeyong】Where stories live. Discover now