16. Mark

84.6K 10.1K 8K
                                    

Pria itu terbangun karena sinar surya yang menembus gordennya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria itu terbangun karena sinar surya yang menembus gordennya. Matanya ia usap kemudian bersiap untuk segera pergi bekerja.

Bibirnya terangkat—tersenyum karena malihat putranya yang sudah duduk di meja makan.

Jaehyun turun dari tangga dan kemudian berjalan ke arah Mark, tak lupa untuk mencium surai hitam Mark.

"Morning, Mark" Jaehyun kemudian duduk di kursi yang biasa dia duduki.

Jaehyun sedikit melonggarkan dasinya karena dia memasangnya sedikit kencang, seolah dasi itu tengah mencekiknya.

"Taeyong, buatkan aku coffe buatanmu"

Jaehyun kemudian mengeluarkan berkas berkas dari tas kerjanya, hingga sedikit berceceran di meja makan.

Dahi Jaehyun mengernyit.

"Taeyong?" panggilnya lagi, karena Taeyong tidak menyahutinya.

"Daddy nyari siapa?" tanya Mark dengan wajah datar yang selalu ia tampakkan pada Jaehyun, akhir akhir ini.

"Dimana Taeyong?"

Mark tersenyum "Bukankah Daddy yang menyuruh Mommy pergi hm?"

Tubuh Jaehyun menegang. Dia lupa kalau Taeyong sudah meninggalkan kediamannnya.

Dia sudah terbiasa akan hadirnya namja bermarga Lee itu di rumahnya. Setiap pagi, Taeyong akan membuat sarapan untuknya dan Mark.

Dan juga coffe terbaik yang pernah Jaehyun minum.

Kebiasaan itu masih Jaehyun terapkan hingga melupakan fakta kalau Taeyong sudah tidak berada disini lagi.

"Bagaimana Dad?" Mark masih tetap sama, tersenyum tapi senyum itu melambangkan banyak arti.

Khususnya, kehilangan.

"Bagaimana rasanya terbiasa dengan hadirnya, tapi kini hadirnya sudah tidak ada lagi?"

Jaehyun menatap lamat lamat putranya itu. Mark terlihat biasa saja, tapi Jaehyun tau jauh di dalam hatinya Mark menanam luka karena perbuatannya.

"Mark, Daddy ingatkan umurmu masih 5 tahun. Jangan meniru perkataan orang dewasa"

Mark menyengir hingga gigi gigi kecilnya terlihat "Ya bagaimana Dad, kan Daddy sendiri yang bikin Markeu begini"

Jaehyun menarik nafasnya dalam, berusaha mengontrol emosinya. Mark makin lama makin membantah ucapannya. Terlihat seperti anak pembangkang pada umumnya.

"Emm Mommy pernah bilang, kalau umur itu tidak menentukan kedewasaan seseorang. Melainkan sifatnya yang membuat seseorang itu bisa dikatakan dewasa" Mark menahan air matanya, walau senyuman di bibirnya tidak luntur 1 detik pun.

"Perkataan Mommy benar kan Dad?"

Taeyong, ternyata dia mengajarkan banyak hal pada putranya.

Babysitter【Jaeyong】Where stories live. Discover now