Prolog

24.6K 1.7K 66
                                    

Danish berlari sekuat tenaga di trotoar, napasnya memburu, keringat membanjiri dahi dan seluruh tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danish berlari sekuat tenaga di trotoar, napasnya memburu, keringat membanjiri dahi dan seluruh tubuhnya. Sesekali ia menoleh ke belakang, memastikan bahwa berandalan yang mengejarnya sudah tertinggal jauh di belakang. Ya, jangan lupa jika Danish Ganendra merupakan pemegang rekor pelari sprint terbaik semasa sekolah.

Danish memutuskan untuk berhenti berlari, tepat saat seorang gadis berambut panjang masuk ke mobil, dan Danish tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Tubuh kekar lelaki itu menerobos masuk dan duduk di sisi pemilik mobil.

"Apa yang kau lakukan di dalam mobilku?" tanya si gadis, memasang wajah tidak bersahabat.

Danish tahu siapa gadis itu. Amora Byantara, wajahnya pernah beberapa kali muncul di layar kaca karena novel yang dirilisnya selalu mendapat predikat best seller.

"Keluar kau!" Nada suara Amora naik satu oktaf.

Danish menyibak rambut. Ia tidak mungkin keluar sekarang. Dengan gerakan cepat, tangannya meraih pisau lipat dari balik saku jaket. Detik selanjutnya, pisau itu sudah beralih ke leher Amora.

"Hey, Nona!" Lelaki itu mendesis sembari menodongkan pisau lipat ke leher Amora. "Tenang saja, aku tidak akan melukaimu asalkan kau menurut padaku. Aku bukan orang jahat. Hanya saja, aku sedang terdesak. Jadi, biarkan aku menumpang di mobilmu. Jika tidak, pisau ini akan menembus lehermu."

"Kau pikir aku takut mati?" Amora tertawa. "Ah, sayang sekali. Tiga puluh detik yang lalu aku baru saja berpikir bahwa kau malaikat maut yang ditugaskan untuk mencabut nyawaku tanpa harus bernegosiasi."

Danish menggertakkan gigi. Gadis macam apa yang ada di hadapannya? Amora bahkan tidak gemetar merasakan dinginnya ujung mata pisau yang bersiap merobek lehernya. Apa Amora kebal terhadap benda tajam sehingga tidak perlu mencemaskan keadaan dirinya? Atau mungkin ... Amora adalah gadis yang selalu menunggu dan menginginkan kematian?

"Kenapa tidak kau bunuh aku sekarang?" Amora berucap datar bahkan raut wajahnya tidak menunjukkan ekspresi.

Tidak, Danish menggeleng. Pisau ini tidak akan mampu memaksa Amora. Shit! Kenapa Danish harus ditakdirkan sebagai lelaki yang tidak bisa melukai wanita? Gadis di hadapannya menginginkan kematian, seharusnya Danish tidak perlu sungkan menusuk urat nadi di leher Amora, lantas Danish bisa menguasai mobil ini dan ia selamat dari kejaran para berandal.

Danish pun memutuskan untuk menyimpan pisau di balik saku jaket kulit. Kemudian, ia mencondongkan tubuh ke arah Amora. Napasnya yang hangat menyapu ujung telinga Amora, ia pun berbisik, "Aku tahu rahasiamu. Kau terlibat skandal perselingkuhan dengan seorang dokter."

Amora tidak menjawab. Kedua tangannya mencengkeram kemudi mobil erat-erat, matanya menerawang kegelapan malam di sudut jalan.

"Aku memiliki video saat kalian berkencan di hotel." Danish melanjutkan bisikannya.

"Kami tidak pernah berkencan."

Jari-jari kokoh Danish meraih helaian rambut yang terjatuh di wajah Amora, lantas menyelipkan rambut itu ke balik telinga. "Jangan sampai mereka tahu, ternyata selama ini dirimu sendirilah tokoh antagonis yang tertulis dalam roman picisan yang kau tulis. Kau mempertaruhkan nama baik Dokter Andre, Nona."

"Aku tidak mengenal siapa dirimu, kita hanya orang asing, tetapi detik ini aku sangat ingin membunuhmu." Gadis itu menoleh.

Kedua pasang mata itu saling beradu pandang dalam jarak yang begitu dekat. Mata elang Danish begitu mengintimidasi, sedangkan mata sayu Amora bersorot kemarahan. Danish menyentuh dagu Amora. "Sayangnya aku tidak bisa meladenimu berduel. Aku tidak suka berbuat kasar pada wanita. Cepat jalan! Waktumu hanya tiga detik!" Danish menekankan nada di ujung kalimat.

Amora menepis tangan Danish. Tanpa perlu bertanya lagi, ia menjalankan mobil. Membawa orang asing yang entah kenapa ia harus menuruti perintahnya. Yang ia tahu, ia hanya perlu menyelamatkan 'perselingkuhannya' dengan Dokter Andre.

Mobil melaju kencang di atas jalanan beraspal, menembus kegelapan malam. Satu hal yang tidak mereka tahu, bahwa pertemuan mereka akan menjadi awal sebuah titik balik bagi kehidupan Danish dan Amora. Meskipun Danish tidak tahu kenapa Tuhan harus mempertemukannya dengan Amora. Danish Ganendra, lelaki yang ingin selalu hidup meski tidak mempunyai tujuan hidup, bertemu dengan Amora Byantara, gadis yang menginginkan sebuah kematian.

***

To be Continued
23 Juli 2023

Btw aku juga publish cerita ini di KaryaKarsa. Kalau mau baca duluan bisa langsung cek ke sana ya 😘😘😘

 Kalau mau baca duluan bisa langsung cek ke sana ya 😘😘😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear Stranger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang