Part 4

6K 977 50
                                    

Danish tersenyum sinis melihat barisan pengunjung toko buku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Danish tersenyum sinis melihat barisan pengunjung toko buku. Para budak cinta yang terkagum-kagum pada tokoh fiksi ciptaan Amora. Hah, sebegitu antusiasnya mereka sampai-sampai rela mengantre demi mendapatkan tanda tangan sang penulis. Apa istimewanya sebuah coretan di halaman pertama novel? Bagi Danish, itu tidak berbeda jauh dengan coretan yang bisa dibuat oleh siapa pun.

Look at them, bahkan sekalipun beberapa di antara mereka harus saling dorong dan kaki tidak sengaja terinjak, tetapi mereka tidak pantang menyerah. Tetap berdiri di sana dan mengikuti instruksi pelayan toko agar berbaris dengan rapi. Lihat gadis kurus yang baru saja digendong karena pingsan? Astaga, itu antrean tanda tangan atau antrean sembako?

"Seberapa bagus novel karyanya?" Danish menepuk bahu gadis yang berdiri di antrean paling belakang.

Gadis itu terkesiap. Mata sipitnya berbinar menatap Danish. Seperti biasa, wajah berhidung mancung milik Danish seringkali membuat para gadis terpesona. "Sangat bagus. Kak Amora pandai menarik pembaca ke dalam dunia cerita. Kau belum pernah membaca novelnya?"

"Aku tidak berselera membaca roman picisan seperti itu."

"Bukan sekadar roman picisan." Gadis berkepang itu nampak bersemangat melanjutkan ucapannya. "Novel ini juga bercerita tentang keluarga dan persahabatan."

"Hanya itu keistimewaannya?"

"Tentu tidak. Yang paling istimewa, Kak Amora selalu pandai menciptakan karakter tokoh yang tampan sehingga kami bisa menghalu kalau mereka suami online kami." Gadis itu tertawa renyah.

Danish mendengus. Penulis dan pembaca sama gilanya.

"Ummm ... kau tahu?" Gadis itu kembali bicara. "Lelaki tampan sepertimu persis seperti yang ada dalam tokoh novel."

Danish menyugar rambut, kemudian berlalu setelah gadis itu mengerlingkan sebelah mata. Ia menghampiri rak buku berlabel best seller, dan mengambil salah satu novel berjudul 'Wanita dan Setangkai Mawar'.

Danish tidak tertarik membaca. Namun, entah kenapa cover novel yang memperlihatkan gambar tangan seorang wanita menggenggam setangkai mawar, sangat menarik perhatian Danish. Setitik darah dalam genggaman itu nampak memiliki arti yang mendalam. Tidak, sampul ini tidak hanya menggambarkan isi buku, tetapi seolah Amora ingin menceritakan luka dalam dirinya secara tersirat.

Ingat bagaimana Amora yang tidak pernah takut pada kematian? Gadis itu terluka. Sangat dalam. Dan tidak tahu harus berlari ke mana. Tidak mengerti harus bersandar pada siapa. Percayalah, Danish bukannya sok tahu, tetapi ia melihat sorot luka di mata Amora.

***

Tepat pukul 11.00, sesi book signing selesai. Danish membuntuti Amora berjalan menuju basemant mall. Menjaga beberapa jarak, Danish mampu melihat dengan jelas Amora berkali-kali memeriksa ponsel dan langkahnya semakin tergesa. Membuat janji temu dengan seseorang?

Dear Stranger Where stories live. Discover now