Part 1

11.9K 1.2K 54
                                    

Danish melirik gadis berambut panjang di sisinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Danish melirik gadis berambut panjang di sisinya. Bibir gadis itu terlihat mengatup rapat, nampaknya masih menyimpan sebuah kemarahan terhadap Danish. Jalanan tidak terlalu padat, sehingga memudahkan Amora mengemudikan mobil.

Oke, harus Danish akui bahwa Amora cukup lihai mengemudikan mobil. Tidak, sebenarnya tidak terlalu lihai. Ehm, bagaimana Danish harus mengatakannya? Ceroboh. Yup, kata ceroboh lebih tepat disandang oleh Amora. Lihatlah bagaimana gadis itu menginjak pedal gas hingga mobil meluncur dengan kecepatan tinggi, berkali-kali menyalip mobil lain dan hampir saja menyerempet sepeda motor.

Danish menaikkan sebelah sudut bibir, tersenyum sinis. Wow, sepertinya Amora memang senang menantang maut. Belum habis Danish mengumpat dalam hati, ketika melewati sebuah tikungan ia melihat sebuah truk dari arah yang berlawanan meluncur dengan kecepatan tinggi dan lajunya tidak stabil. Jika tidak segera menghindar, truk itu pasti akan menabrak mobil Amora.

Tanpa pikir panjang, Danish menjulurkan tangan dan membanting stir ke kiri. Beruntung, Amora dengan sigap menginjak pedal rem sehingga mobil berhenti tepat sebelum menabrak pohon.

"Shit!" umpat Danish. Kalau saja ia tidak mengenakan sabuk pengaman, tubuhnya pasti sudah terlempar ke depan. "Aku masih ingin hidup, brengsek!"

"Turun!" perintah Amora dingin.

Danish menoleh pada Amora sembari menaikkan kedua alis. "Aku pikir kita belum sampai di tujuan."

"Tujuan? Aku bahkan tidak tahu di mana tujuanmu. Kau bisa melanjutkan perjalanan dengan taksi."

"Untuk sementara waktu aku butuh tempat persembunyian. Bawa aku ke apartemenmu."

"What? Kau gila? Kau pikir aku mau menyembunyikan kriminal sepertimu?"

"Hei, Nona! Sudah kubilang aku bukan orang jahat. Mereka mengejarku karena ingin membunuhku."

"Kau pikir aku peduli? Dan maaf, aku tidak semudah itu mempercayai orang asing."

Danish berdecak. Oke, ia mengerti kenapa Amora tidak mempercayainya. Ingat, beberapa menit lalu Danish tiba-tiba menyerobot masuk ke mobil dan menodongkan pisau di leher Amora. Lalu, memberikan ancaman agar gadis itu membawanya pergi.

"Kalau begitu kau bisa memeriksa kartu identitasku." Danish mengambil dompet dari saku celana dan mengeluarkan kartu identitasnya. "Danish Ganendra. Simpan itu sebagai jaminan. Jika aku berbuat jahat padamu, kau bisa melaporkannya pada polisi."

Amora memeriksa kartu identitas milik Danish, kemudian mengembalikannya. "Tolonglah, aku tidak ingin berurusan denganmu."

"Oke. Jadi, menurutmu medsos mana yang cocok untuk mem-posting video kencanmu dengan Dokter Andre?"

"Kau mengancamku lagi?"

"Aku tidak punya pilihan lain."

"Aku bahkan tidak sepenuhnya percaya kau tahu mengenai hubunganku dengan Dokter Andre. Bagaimana jika pertemuan kami hanya sebatas pasien yang berkonsultasi dengan dokter?"

Dear Stranger Where stories live. Discover now