Part 2

8.1K 1.1K 68
                                    

Kedatangan Danish dalam hidup Amora, persis seperti mimpi buruk yang sangat mengerikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kedatangan Danish dalam hidup Amora, persis seperti mimpi buruk yang sangat mengerikan. Bagaimana tidak, lelaki tidak dikenal itu tiba-tiba menyerobot masuk ke mobil dan menodongkan pisau ke leher Amora. Tidak sampai di situ, Danish juga membuat pengakuan bahwa sudah satu minggu lelaki itu membuntutinya.

Amora harap mimpi buruknya cukup sampai di situ, tetapi harapannya kosong karena ternyata Danish memaksa untuk menyewa kamar apartemen. Oh, astaga! Kejadian buruk apa lagi yang akan terjadi ketika Amora harus tinggal satu atap dengan berandal itu? Amora harap Danish tidak akan mengusik hidupnya.

Semalam Amora tidak bisa tidur, khawatir jika diam-diam Danish mencongkel pintu dan menyelinap masuk ke kamarnya. Bagaimana jika si brengsek itu berbuat yang tidak-tidak? Melecehkan Amora, misal. Beruntung, kekhawatiran Amora tidak terjadi. Lewat tengah malam akhirnya ia tertidur dengan tangan menggenggam vas bunga yang akan digunakan untuk memukul Danish seandainya lelaki itu mengganggunya.

Dan pagi ini, Amora bisa terbangun dalam keadaan baik-baik saja. Amora menghela napas sembari meletakkan hair dryer ke atas meja rias. Sebuah keajaiban karena lelaki berandal di kamar sebelah menghargai privasi Amora, setidaknya untuk saat ini.

Setelah menyisir rambut panjangnya yang sedikit bergelombang, Amora memutuskan untuk keluar dari kamar. Perutnya terasa lapar dan ia baru ingat bahwa semalam ia melewatkan makan malam. Oke, mungkin semangkok sereal dan susu cukup untuk mengisi lambung.

"Selamat pagi, Amor!" Suara baritone dari arah pantry terdengar sangat ceria.

Amora melebarkan mata, tidak percaya pada penglihatannya. Danish berada di depan kompor, spatula di genggamannya sangat kontras dengan tato di lengan kirinya. Aroma harum omelet menyebar ke seluruh ruangan.

"Aku hanya menemukan telur dan sosis di kulkas. Jadi aku pikir omelet cukup untuk mengenyangkan perut kita." Danish menyeringai lebar.

Kita? Amora melongo. Terlihat seperti seorang suami yang sedang membuatkan sarapan untuk istrinya. Manis, bukan? Tidak! Amora tidak boleh terkesan, ini pasti hanya trik Danish untuk mengambil hatinya. Argh! Sebenarnya apa tujuan Danish?

"Kau mengacaukan dapurku," ucap Amora dingin. Tentu saja Amora bersikap seolah-olah Danish benar-benar membuat kekacauan, meski dapur masih terlihat rapi.

"Tenang saja, nanti aku akan merapikannya lagi." Danish meletakkan spatula, lantas menghampiri Amora dan menyentuh kedua pundak gadis itu. "Duduklah, sebentar lagi sarapan siap."

Dengan lembut, Danish menuntun Amora ke meja makan, menarik sebuah kursi dan mempersilakan Amora duduk di sana. Setengah berlari, tubuh tinggi tegap lelaki itu kembali ke pantry. Mengangkat omelet dari permukaan pan dan mematikan kompor.

Amora bertopang dagu, matanya tidak lepas dari Danish yang sedang memotong omelet di atas cutting board menjadi beberapa bagian. Rupanya, selain pandai menodongkan pistol ke leher seorang gadis, jari-jari kokoh itu lihai memainkan pisau layaknya seorang chef professional.

Dear Stranger Where stories live. Discover now