Part 5

5.6K 963 32
                                    

"Aku memesan pizza untuk makan malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku memesan pizza untuk makan malam. Kau mau?" Danish meletakkan 1 box pizza berukuran medium di atas meja makan.

"Aku tidak lapar."

Danish berdiri di ambang pintu, mengawasi gadis yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Sejak tadi gadis itu sibuk berkutat bersama novel tebalnya. Jika dilihat dari nama pengarang yang terpampang di cover, Amora membaca novel terjemahan.

"Kau sudah kurus, untuk apa diet? Tidak takut nanti tubuhmu hanya tinggal tulang?"

"Berisik!" Suara Amora terdengar parau, ia mengambil sehelai tisu dan mengusap matanya yang basah.

Amora menangis? Astaga, seberapa sedih kisah dalam roman picisan itu sehingga mampu menguras air mata pembacanya? Bagi Danish, itu sangat konyol. Sepertinya kapan-kapan Danish harus mencoba membaca novel yang dibaca Amora agar ia bisa menangis.

Yeah, Danish bahkan tidak ingat kapan terakhir kali ia mengeluarkan air mata. Mungkin beberapa tahun yang lalu saat ia bertemu kedua orang tua kandungnya. Dan setelah itu ia bersumpah tidak ingin menangis lagi. Air matanya terlalu berharga untuk meratapi alur kehidupan.

"Kulkasmu kosong. Seharusnya kau menyimpan sayur-sayuran dan buah-buahan. Jangan terlalu sering memakan makanan instan. Itu tidak sehat."

"Aku sakit pun itu tidak ada urusannya denganmu."

"Ah ya, aku lupa jika kau sudah bosan hidup."

"Bisakah kau berhenti bicara? Kau mengganggu konsentrasiku." Amora kembali fokus pada buku bacaannya.

Danish mendengus. Baguslah kalau Amora tidak mau pizza, artinya Danish tidak perlu berbagi makanan dan ia akan kenyang dengan menu makan malamnya. Barangkali Amora merasa kenyang hanya dengan membaca huruf-huruf di lembaran kertas. Hah, wanita memang sulit dimengerti.

Aroma khas pizza menguar memenuhi ruangan saat Danish membuka box. Pizza bertoping beef, jamur, bawang Bombay dan paprika, sangat menggugah selera. Danish mengambil sepotong dan memakannya. Perpaduan antara adonan roti yang lembut, sauce, topping dan keju mozzarella, menyatu memberikan rasa nikmat.

Danish baru saja mengambil potongan ketiga saat bel pintu berbunyi. Dari sofa, Amora berteriak, "Kau memesan apa lagi?"

"No! Aku tidak memesan apa pun."

Amora tersentak, bergegas melempar novel ke atas meja dan berlari menuju pintu. Mengintip melalui door viewer, lalu menghampiri Danish dengan panik. "Mamaku datang. Cepat sembunyi!"

Danish urung menyuap pizza, menatap Amora malas. "Aish ... apa masalahnya? Katakan saja aku menyewa kamar di sini."

"Tidak bisa begitu! Mama tidak boleh tahu aku tinggal seatap dengan seorang lelaki. Cepat sembunyi."

"Oke, aku masuk ke kamar." Terpaksa Danish meninggalkan pizza favoritnya. Tubuh tegap itu melangkah menuju kamar, tetapi Amora terlebih dulu menarik lelaki itu dan mendorongnya hingga masuk ke kamar miliknya.

Dear Stranger Where stories live. Discover now