Part 3

6.9K 997 45
                                    

Sungguh, Danish tidak memiliki niat untuk melukai Amora

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sungguh, Danish tidak memiliki niat untuk melukai Amora. Akan tetapi, gadis keras kepala itu membuat kesabaran Danish habis. Yeah, biarkan saja Amora berpikir apa pun yang dia mau. Menganggap Danish berandalan? Danish tidak peduli.

"Jangan membantahku jika kau ingin baik-baik saja." Danish menempelkan plester luka di leher Amora.

Gadis itu meringis menahan perih. "Aku tidak bisa memahami jalan pikiranmu. Kau yang melukai, kenapa sekarang harus mengobatiku?"

"Artinya aku lelaki yang bertanggung jawab." Danish menutup kotak P3K dan memeriksa leher Amora, memastikan lukanya sudah tertutup dengan sempurna. "Maaf, aku terpaksa melakukannya."

Amora hanya mengangkat bahu, bibir tipisnya cemberut, cukup menjelaskan bahwa ia lelah menghadapi Danish. Tubuh ramping itu beranjak dari kursi dan masuk ke kamar. Beberapa menit kemudian, gadis itu kembali keluar dengan sweater rajut berwarna hitam serta syal abu-abu melingkar di leher. Polesan lipstick tipis menyempurnakan penampilannya.

"Kau mau pergi?" tanya Danish.

"Hem, apa aku juga perlu izin padamu?" sindir Amora dengan suara datar.

"Aku akan menumpang mobilmu lagi. Aku harus pergi ke suatu tempat."

"Tarifnya seratus ribu per kilometer."

"Kau pikir aku tidak punya uang?" Danish mengambil sebuah kartu debit platinum dari dalam dompet dan melemparkannya ke atas meja. "Ambil itu, gunakan semaumu."

Bibir tipis Amora mengerucut. Memeriksa kartu debit, dahinya berkerut pertanda sedang memikirkan sesuatu. Yeah, tepat seperti dugaan Danish, Amora memasukkan benda tipis itu ke tas kecil yang tersampir di pundaknya. Uang mampu membungkam mulutnya, mungkin itu pula alasan Amora bersedia menjadi selingkuhan Dokter Andre.

"Aku yang menyetir." Danish menyambar kunci mobil di atas meja setelah menarik ritsleting jaket di tubuh berototnya. "Beritahu tujuanmu."

"Meet and greet di toko buku." Amora menyebutkan nama salah satu mall terbesar di Jakarta.

"Oke. Aku akan turun di persimpangan jalan dekat gedung tua."

***

Danish mengembuskan asap rokok ke udara. Kedua lengannya bersandar di pagar pembatas rooftop. Berdiri di atas puncak gedung tua, menyaksikan kendaraan mengular di jalanan ibukota. Angin sepoi-sepoi menerbangkan rambutnya yang mulai berantakan.

"Kenapa seminggu ini kau tidak menghubungiku? Dan kau kabur dari apartemen? Aku mencarimu ke sana tetapi kosong." Suara lembut seorang wanita memberondong Danish dengan sederet pertanyaan.

Danish menoleh sembari menjentikkan jari di ujung rokok, seketika abu terjatuh dan berterbangan menciptakan polusi. Nama gadis berambut pendek itu Keysha. Tubuhnya ramping, dengan wajah oval dan hidung yang terlihat mungil.

Dear Stranger Where stories live. Discover now