Chapter 4

438 4 0
                                    

---

Lukisan itu berisikan seorang gadis yang sedang menari dengan disekitarnya banyak orang yang bermain gamelan, mungkin mengiringi penari tersebut pikirku.

Namun ada yang aneh. Disaat aku sedang serius memikirkan keanehan tersebut, ada yang menepuk pundakku dan ternyata itu adalah eyang ku.

"Ono opo cah ayu?" Tanya eyang padaku. Aku hanya diam lalu kembali menatap lukisan tersebut dan eyang ku ikut melihat apa yang ku lihat.

Beliau kembali berkata dan kali ini dengan bahasa yang ku mengerti. "Kamu menyukai lukisan ini ndo?" Aku pun menjawab "Iya eyang, dia gadis yang cantik." Eyang ku pun kembali berkata "Itu adalah eyang uti mu sewaktu muda cah ayu." Aku hanya bergumam wow karna mengagumi kecantikan eyang uti ku.

*eyang uti ku sudah meninggal saat usiaku 6 tahun.*

Setelah itu aku pun bertanya siapa yang melukis itu dan eyang ku menjawab jika beliau sendiri yang melukisnya.

"Eyang uti pandai menari eyang?" Tanyaku. Beliau menjawab sambil tersenyum "Iya betul dan kamu juga harus mencobanya cah ayu." Aku pun tersenyum karna itu bukan hal sulit bagiku jika hanya harus menari seperti itu, aku bahkan mengambil kelas balet yang lebih sulit dari itu pikirku.

Setelah aku puas bertanya mengenai eyang utu ku, aku dan eyang ku pun jalan beriringan menuju halaman depan.

Namun saat aku melihat sisi kiriku, aku melihat adikku sedang bermain bersama sosok anak kecil seusianya.

Lalu aku menghampirinya, tetapi saat aku sudah tepat berada di hadapannya dia hanya sendirian. Oh mungkin anak itu sedang ke toilet.

---

---

Next---

Gending JawaWhere stories live. Discover now