Chapter 16

226 3 0
                                    

---

Aku yang melihat adikku sudah terlelap di karpet bulu yang berada di depan televisi pun langsung mengajak mas kenu untuk memeriksa suara tersebut.

Namun sebelum itu mas kenu meraih tengkukku dan membacakan sesuatu yang tidak aku ketahui.

Setelah itu kami jalan berdampingan, lebih tepatnya ia menggenggam tanganku dan kami berjalan dengan perlahan menuju sumber suara.

Saat kami mulai melangkah perlahan namun pasti, aku bertanya pada mas kenu "Mas apa cuma kita aja yang denger? Kok tidak ada yang bangun ya?"

Mas kenu pun berhenti dan otomatis membuatku berhenti juga. "Mungkin mereka juga mendengarnya namun tidak diambil pusing." Jawabnya dan kami kembali melanjutkan langkah kami.

Waktu seolah berjalan sangat lambat. Aku merasa angin kencang yang tiba-tiba melewati kami.

"Sudah jangan kosongkan pikiranmu itu. Pikirkan sesuatu yang membuat kamu senang." Kata mas kenu saat ia menyadari bahwa aku terdiam kaku. Perlahan tubuhku menjadi lebih rileks setelah aku memikirkan semua orang yang aku sayangi.

Saat kami hampir sampai ruangan yang pagi hari tadi diadakannya pertunjukkan gamelan, tiba-tiba saja mas kenu menarikku kembali namun menuju ke kamar eyang seraya bergumam "Ada yang tidak beres. Biasanya tidak seperti ini."

Aku yang tidak mengerti maksud ucapannya pun hanya diam dan mengikuti langkahnya.

---

---

Next---

Gending JawaWhere stories live. Discover now