Chapter 26

108 2 0
                                    

---

Author Pov

Kamar Sheila

Pukul 11.00 malam. Sesaat memasuki kamarnya, Sheila tertidur sebab lelah menangis berjam-jam.

Kamar Renald

"Aku khawatir melihatnya menangis seperti itu. Dia pasti begitu terkejut." Renald bicara pada dirinya sendiri.

Flashback

"Apa? Apa yang dia lihat?"

"Wajah yang begitu hancur dan darah dimana-mana."

"Hikss ahh apa yang harus aku lakukan??"

Flashback end

"Mengingatnya menangis seperti itu membuatku gelisah. Besok aku akan bertanya pada mami apa yang tidak aku ketahui." Katanya lagi pada dirinya sendiri.

---

Mentari mulai menampakkan cahaya nya. Renald terbangun dari tidurnya dan bergegas untuk mandi.

Disisi lain, Sheila menatap adiknya yang masih pulas dari sofa di kamarnya. Dirinya sudah bangun sejak pukul 04.00 dini hari dan termenung hingga mentari menyingsing.

*tok tok tok

Pintu kamar diketuk perlahan setelah itu muncullah ayahnya dari balik pintu.

"Putriku sudah bangun. Adikmu masih terlelap. Ingin sarapan bersama atau menunggu David bangun?" tanya nya seraya tersenyum hangat.

---

Sheila Pov

"Umm sarapan bersama saja pih. Biarkan David tidur lebih lama." Kataku padanya.

"Baiklah, kamu mandi dahulu setelah itu kita sarapan." Ujarnya lagi dan keluar kamar setelahnya.

Aku pun bergegas mandi, lalu menemui keluargaku di meja makan.

"Selamat pagi cah ayu. Tidurmu nyenyak ndo?" Eyang menyapaku. "Tentu saja eyang, tidurku nyenyak sekali." balasku dan eyang tersenyum menanggapinya. Begitu pun orangtuaku juga menyapaku dan tersenyum.

Aku menatap kekasihku yang juga sedang menatapku dan duduk disampingku. Aku tersenyum padanya menunjukkan bahwa aku baik-baik saja. Ia tersenyum dan mengangguk. Kami pun sarapan bersama.

---

---

Next---

Gending JawaWhere stories live. Discover now