Chapter 15

213 3 0
                                    

---

Setelah itu mereka kembali keluar dan menyisakanku bersama mas kenu.

Kami berbincang banyak hal sampai aku melupakan yang terjadi meski hanya sesaat.

Aku pun bertanya "Mas kenu tinggal dimana?" Ia pun menjawab "Ndak jauh dari sini kok mas, tinggal lurus belok kiri itu rumahku." Aku hanya mengangguk dan bergumam oh.

Kami terdiam cukup lama. Setelah itu aku tersadar dan mencoba bertanya pada mas kenu. "Umm mas, sering main kesini?" Tanyaku.

Ia pun menjawab "Aku sering menginap disini jika aku ingin dan jika eyang merasa kesepian." Aku mengangguk-angguk. "Apa mas pernah lihat lukisan di kamar mandi?" Tanyaku lagi.

Ia pun menjawab lagi dengan ekspresi bingung "Lukisan? Di kamar mandi?" Aku pun menjawab "Iya mas. Lukisan perempuan yang tersenyum. Namun, senyumnya menakutkan bagiku." Setelah itu ia hanya terdiam tanpa menjawabku.

Malam hari pun tiba dan kami makan malam bersama seperti biasa. Tetapi kali ini berbeda karna kehadiran mas kenu yang menambah keceriaan di meja makan.

"Kamu nginap disini saja yo nu. Temani adik adik mu itu." Kata eyang ku seusai makan malam.

"Iya sini aja nginap kamu kan juga sudah lama tidak bertemu Sheila kan." Sambung ibuku. Ayahku hanya mengangguk membetulkan.

Aku hanya tersenyum menanggapi mereka. Setelah itu orang tuaku dan eyang menuju kamar mereka untuk beristirahat.

Aku bersama mas kenu dan juga adikku, kami duduk di ruang tengah seraya menonton televisi.

Tidak ada yang membuka suara dan tenggelam dalam pemikiran masing-masing. Sampai sesuatu yang tidak kami harapkan terjadi.

Terdengar suara gamelan samar-samar namun pasti. Aku lantas menatap mas kenu dan ternyata ia juga sedang menatapku. Seperti mengerti tatapannya, aku pun mengangguk sebagai jawaban bahwa aku juga mendengarnya.

---

---

Next---

Gending JawaWhere stories live. Discover now