Chapter 20

183 5 0
                                    

---

Kami berpikir bahwa adikku itu mengalami kram kaki saat berenang. Namun adikku masih tak kunjung tenang bahkan saat kami sudah di dalam rumah.

Ibuku memeluknya dan berkata "Tidak apa sayang. Sudah baik-baik saja." tapi adikku justru semakin menangis. Ayah pun membawaku keluar kamar dan diikuti oleh eyang dan mas Kenu.

"Biarkan adikmu tenang dulu. Dia hanya terkejut. Dia baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir hm." kata ayahku padaku seraya mengusap kepalaku. Eyang dan mas Kenu larut dalam pikiran mereka masing-masing.

Akhirnya adikku tertidur di kamar orangtua kami. Ayah dan eyang kembali menuju gazebo dan berbincang disana. Sedangkan aku masih berada di ruang tamu bersama mas Kenu memikirkan tentang semua ini.

"Kenapa hm? Dia pasti baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir." ujar mas Kenu padaku.

"Kalau tadi aku tidak meninggalkannya sendiri, pasti tidak begini." kataku menyalahkan diriku sendiri. Mas Kenu pun menyentuh pundakku seraya menenangkanku agar tidak menyalahkan diri sendiri.

Setelah itu aku memutuskan untuk masuk ke kamarku. Mas Kenu menyusul ayah dan eyang di gazebo.

Aku membaringkan diriku di ranjang dan masih dengan perasaan bersalahku. Lalu handphone ku berdering tanda telfon masuk. Ternyata itu kekasihku.

Kami melakukan video call dan disana terlihat wajahnya yang rupawan membuatku sedikit terhibur.

---

---

Next---

Gending JawaWhere stories live. Discover now