15. Meluluhkan Hati

10.4K 1.3K 158
                                    


7 Doctors Life

7 Doctors Life

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Aldi di temani Sefa mendatangi ruangan kekasih nya hari ini. Setelah mendapatkan infus dan di paksa untuk istirahat penuh oleh Ridel, kondisi Aldi sudah jauh lebih baik. Tinggal hubungan nya yang belum baik, karna itu tujuan nya untuk berbicara dengan Vena dan memperbaiki hubungan mereka.

Di dalam ruangan Vena sementara makan buah di suapi oleh Natasya, sedangkan Arnold di sofa mengerjakan pekerjaan nya lewat laptop. Demi menjaga putri nya, Arnold memang tidak masuk kantor tapi dia juga tidak bisa mengabaikan tanggung jawab nya yang lain.

Kedatangan Aldi dan Sefa langsung mengalihkan perhatian mereka, orang tua dari Vena itu langsung tersenyum hangat menyambut mereka.

"Siapa Ma?" Tanya Vena yang bisa mendengar suara ada langkah kaki yang datang.

Arnold dan Natasya saling menatap satu sama lain, mereka jelas sudah tau situasi dari Vena dan Aldi. Kedua nya kemudian melihat Aldi menyerahkan pada nya menjawab.

Mulut Aldi pun terasa berat untuk menjawab, padahal sebelum nya dia sudah berlatih kalimat yang akan di sampaikan. Bahkan meminta Sefa ikut dengan nya, supaya bisa mendukung. Karna dalam hal seperti ini, Aldi benar-benar payah.

"Selamat siang Vena," Sefa yang bersuara melihat Aldi yang diam.

Mendengar suara yang asing untuk pertama kali, Vena terlihat memiringkan kepala nya seolah berpikir. "Dokter?"

Sefa mengangguk bak Vena bisa melihat saja. "Iya, apa Dokter punya ciri khas suara yang berbeda sampai kamu bisa tau?" Sefa berusaha menceriahkan suasana dan berhasil, terbukti dengan wanita itu sedikit terkekeh begitu pun orang tua nya.

"Na," panggil Aldi bersuara.

Seketika wajah Vena langsung berubah, mengenali suara Aldi. "Keluar!"

"Na aku.."

"Aku bilang keluar kamu!" Teriak Vena.

Aldi baru akan membalas, namun Sefa sudah menyentuh lengan nya hingga kedua nya saling bertukar pandang. Sefa menggelengkan kepala melarang.

Kedua nya pun meninggalkan ruangan Vena, seperti yang di suruh wanita itu.

"Gue harus gimana supaya bisa di maafin Mas?" lirih Aldi yang sudah begitu putus asa.

Sefa menepuk pelan punggung Aldi. "Sabar. Vena masih sakit, yang paling utama saat ini proses pemulihan nya. Kalau emosi nya nggak stabil, bisa memperlambat proses nya. Kita bisa pelan-pelan."

Aldi menarik nafas dalam. "Gue takut terlambat lagi Mas,"

"Enggak, lo lagi berjuang sekarang jadi nggak ada kata terlambat."


***


"Na.."

"Keluar!"

7 Doctors LifeWhere stories live. Discover now