12

4.1K 194 4
                                    

Hari Sabtu pagi. Ryo sudah bangun sejak subuh. Segera mandi dan sekarang sedang sibuk memilih baju yang akan digunakannya. Dia ada janji kencan dengan Kanna. Membuatnya hampir nggak bisa tidur karena kegirangan.

Tok tok tok.

Pintu kamarnya diketuk, lalu Mama masuk. Mama mengerutkan dahinya, bingung melihat anaknya yang telanjang dada dan hanya menggunakan handuk di pinggangnya berdiri di depan lemari pakaiannya yang terbuka.

"Kamu ngapain sih Ryo?" tanya Mama sambil mendekat.

"Lagi milih baju," jawab Ryo singkat lalu mengambil kaos raglan warna abu-abu dengan kombinasi warna merah di bagian lengannya. Merasa kurang cocok, lalu dikembalikannya kaos itu ke lemari.

"Serius banget ih. Biasanya juga asal comot nggak pake mikir deh," komentar Mama lalu duduk di pinggir kasur.

"Ini spesial Ma. Ryo ada kencan. Kalo bajunya asal kan malu lah," kata Ryo sambil memandang Mama. Berharap mendapat bantuan.

"Kencan sama siapa? Tumben kencan bisa bikin kamu sampe heboh dari pagi gini?" Mama semakin penasaran.

"Sama Kanna," jawab Ryo singkat. "Mama mau bantuin nggak? Kalo nggak jangan berisik dulu ya," pinta Ryo lalu fokus memilih baju kembali.

Mama tertawa melihat ulah anak semata wayangnya itu. "Pakai yang nyaman aja. Kalo emang Kanna suka sama kamu mah nggak bakal peduli kamu pakai koran buat nutupin badan juga," celetuk Mama lalu pergi keluar kamar.

"Iya kali anak ganteng gini disuruh pake koran. Dikira mayat yang dibuang ntar," sungut Ryo kesal.

"Jangan lupa sarapan dulu. Kamu deket sama Kanna jadi jarang sarapan di rumah. Papa jadi ngomel mulu tuh," perintah Mama sebelum keluar kamar.

"Iya." Ryo hanya menjawab singkat sambil terus memilih baju.

Setengah jam kemudian. Ryo turun ke ruang makan. Dia sudah rapi menggunakan polo shirt warna maroon dan celana jins serta running shoes warna maroon, jaket kulit warna coklat tersampir di pundaknya. Di ruang makan Papa dan Mamanya sudah menunggu untuk sarapan. Ryo menarik kursi di samping kanan Papa, lalu duduk.

"Ternyata masih mau sarapan di sini kamu," sindir Papa sambil melirik sinis Ryo. Sudah beberapa hari mereka nggak pernah sarapan bareng, karena Ryo lebih memilih sarapan di rumah Kanna. Demi cinta.

"Maaf Pa," sahut Ryo lalu mengambil nasi goreng dari mangkok besar di tengah meja.

"Kalo orang jatuh cinta kan emang suka sembarangan Pa," kata Mama membuat Ryo jadi salah tingkah.

"Jatuh cinta? Kamu jatuh cinta? Mana pacar kamu? Siapa namanya? Kenapa nggak dibawa ke rumah?" Papa bertanya tanpa henti.

"Ini yang dijawab yang mana dulu deh?" Ryo bingung.

"Ryo lagi deket sama anaknya si Yudha, Pa. Cantik deh anaknya. Pinter Ryo kalo milih pacar emang," kata Mama menjelaskan.

"Oh ya? Wah bagus dong. Papa udah kenal orang tuanya. Bisa lah buruan nikah aja," kata Papa semangat.

"Gimana mau nikah, orang jadian aja belum," sahut Ryo lemah.

"Belum jadian? Udah nggak usah pacaran aja kalo gitu, langsung nikah." Papa memberi saran asal, terlalu senang anaknya dekat dengan anak sahabatnya sendiri.

"Papa enak banget ya kalo ngomong. Ryo deketin dia aja sampe babak belur belum dapet juga ini," keluh Ryo membuat Mama tertawa mengingat kondisi Ryo beberapa hari lalu.

"Demi cinta mah apa aja dilakuin ya Yo? Termasuk berhadapan sama mantan. Mantan terindah pula," sindir Mama disela tawanya.

"Jangan lemah! Keturunan Hernawan nggak ada yang lemah. Apalagi kamu ini cowok. Jangan gampang nyerah gitu ah." Papa menasehati.

When You Love Me (Completed)Where stories live. Discover now