14

4.1K 178 2
                                    

Ryo memacu mobilnya lebih kencang di jalanan yang kali ini sedikit sepi. Dia baru saja mengantarkan Kanna pulang ke rumah. Seperti biasa, mereka baru menghabiskan waktu berdua seharian. Ah nggak seharian juga sih. Ryo sempat ninggalin Kanna di butik selama dua jam buat menyelesaikan kerjaannya. Minggu ini kerjaannya lumayan banyak. Tapi tetap saja Ryo masih lebih memprioritaskan Kanna daripada pekerjaannya. Bahkan saat Papanya ngomel karena Ryo jarang di kantor pun Ryo tetep pada pendiriannya. Lebih suka menghabiskan waktu bersama Kanna. Dia beralasan bahwa pekerjaannya bisa diselesaikan dimana saja. Teknologi sekarang sudah canggih. Nggak perlu berjam-jam duduk di kantor buat menyelesaikan pekerjaan. Dan Ryo membuktikan dengan semua kewajibannya selalu selesai dengan sempurna, hasilnya bagus dan tepat waktu. Membuat Papa nggak bisa protes apa-apa lagi.

Ryo sudah diberi kepercayaan oleh Papa menjadi CEO Diamond Apartment selama satu tahun belakangan. Walaupun Ryo sendiri bahkan belum selesai kuliah dan usianya masih dua puluh tahun waktu itu. Tapi Papa melihat potensi yang ada pada anak semata wayangnya. Selama Ryo mengikuti Papanya bekerja, dia selalu memberikan ide yang nyatanya mampu membuat Diamond Grup semakin maju. Diskusi-diskusi ringan bersama Ryo selalu bisa menghasilkan inovasi baru yang mampu menyelesaikan masalah perusahaan. Nggak mau menyianyiakan potensi anaknya, Papa pun memberikan kesempatan Ryo mengelola Diamond Apartment sendirian. Dan terbukti Ryo mampu membawa Diamond Apartment maju pesat. Papa sendiri bahkan berencana memberikan Ryo Diamond TownSquare. Jadilah ini minggu-minggu sibuk Ryo.

Mobil Lamborghini Ryo berhenti di depan LeBlanc Cafe. Ryo lalu keluar dari mobil dan masuk ke dalam cafe. Suasana cafe sudah sepi. Cafe sudah tutup dari setengah jam lalu. Para karyawan pun sudah pulang semua. Di dalam hanya ada Kaka dan Ibra yang duduk di bangku tengah, ditemani kopi dan rokok. Ryo segera mendekati kedua sahabatnya.

"Minum apa bro?" tanya Kaka saat Ryo duduk di sampingnya.

"Americano boleh nih." Ryo meminta minuman favoritnya.

Kaka lalu berdiri dan berjalan menuju dapur. Dia membuatkan Ryo secangkir kopi.

"Kencan mulu lo. Udah jadian belum?" tanya Ibra sambil menghisap rokoknya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Menikmati setiap nikotin yang masuk ke tubuhnya.

"Bentar lagi. Tungguin aja," jawab Ryo yakin.

"Iya bentar lagi kelar ini taruhan. Kalo lo belum jadian juga inget siapin duitnya." Ibra mengingatkan Ryo tentang taruhan mereka.

"Ati-ati bikin anak orang sakit ati lo Yo." Kaka mendekat dengan secangkir minuman pesanan Ryo.

"Bodo amat lah sama taruhan. Gue udah jatuh cinta beneran sama dia," kata Ryo jujur.

"Ini gue lagi mabok apa gimana nih Ka? Gue denger Ryo bilang kalo dia jatuh cinta coba," tanya Ibra ke Kaka sambil masang tampang bingung.

"Mana ada mabok kopi?" ejek Kaka.

Kaka lalu tertawa. Menertawai Ryo yang akhirnya bisa jujur dengan perasaannya. Kaka dan Ibra sebenarnya sudah tau kalau Ryo benar-benar jatuh cinta kepada Kanna. Sikap aneh Ryo baru keluar bila di hadapan Kanna. Ryo yang biasa cuek terhadap wanita mendadak menjadi posesif. Ryo yang terbiasa masa bodoh dengan semua ulah wanita di sekelilingnya bisa jadi lelaki romantis. Bahkan Ryo rela badannya babak belur. Semua hanya Kanna yang bisa membuat Ryo begini.

"Kanna sendiri gimana? Udah jatuh cinta belum sama lo?" tanya Kaka sambil menyalakan rokok.

"Kanna bilang ngerasa nyaman deket gue. Dia suka dengan apa yang udah kita berdua lakuin bersama-sama. Tapi buat jadian masih terlalu dini katanya. Baru kenal belum ada sebulan masa udah jadian." Ryo menceritakan semuanya.

"Lo yakin beneran suka sama Kanna? Sayang sama dia?" Kaka seperti akan menceritakan sesuatu.

"Gue yakin banget Ka. Lo tau sendiri baru Kanna yang bisa bikin gue kayak orang gila gini. Bolak-balik tiap pagi buta nyari bunga. Sengaja pesen Teddy Bear segede kingkong ke pabrik boneka. Bahkan badan gue ancur juga gara-gara dia. Demi dia." Ryo menyatakan keseriusannya.

When You Love Me (Completed)Where stories live. Discover now