18

4.4K 185 2
                                    

Ryo memandang Ibra yang sedang sibuk dengan laptopnya, menyelesaikan tugas kuliah yang deadline-nya sudah di depan mata. Dia ragu buat mengganggu Ibra. Sahabatnya itu terlihat sangat serius. Jarang Ibra berada dalam mode serius begini. Artinya dia memang sedang mengerjakan sesuatu yang menurutnya penting. Dan biasanya Ryo atau pun Kaka nggak akan ada yang berani mengganggunya.

Tapi kali ini, Ryo merasa sangat perlu bantuan Ibra.

"Bra," panggil Ryo ragu-ragu.

Ibra bergeming. Pandangannya masih terus tertuju pada layar laptop. Kesepuluh jarinya sibuk mengetikkan sesuatu.

"Bra, bisa ganggu bentar?" tanya Ryo masih ragu-ragu.

Ibra hanya melirik Ryo sepintas. Dia lalu melanjutkan kesibukannya. Tanpa merasa perlu menanggapi Ryo.

Ryo menghela napas pelan. Dia lalu beranjak dari duduknya dan menuju ke meja kasir, tempat Kaka berada.

"Kenapa lo?" tanya Kaka yang menyadari aura Ryo suram hari ini.

"Lo bisa bantuin gue nggak?" Ryo balas bertanya.

Kedua alis Kaka bertaut. Dahinya berkerut. Bingung. Biasanya Ryo langsung mengatakan apa yang dia mau. Tanpa perlu bertanya terlebih dahulu seperti ini.

"Urgent banget ya? Apa yang bisa gue bantu?"

"Gue mau nembak Kanna," jawab Ryo dengan muka cemas.

Kaka tersenyum miring. Sedikit mengejek Ryo.

"Jadi, Lo yakin?"

"Lo kenal gue berapa lama sih, Ka? Pernah liat gue hampir gila begini nggak?"

Kali ini Kaka tertawa. Lucu melihat Ryo panik begini. Kaka tau banget kalau seorang pewaris Diamond Grup ini orang yang santai, terlalu santai malah. Tapi kali ini Kaka beruntung bisa melihat Ryo panik. Mungkin bisa dinobatkan sebagai suatu keajaiban dunia.

"Ngapain lo ketawa, bangke!" maki Ryo yang nggak suka ditertawakan oleh Kaka. Harga dirinya berasa turun kasta.

"Oke. Jadi, apa rencana Lo?" tanya Kaka kali ini dengan nada suara serius.

***

Kanna memandang jam dinding yang ada di ruang kerjanya. Masih pukul 8 malam. Tapi Kanna merasa sudah sangat lelah. Aktivitasnya seharian ini memang cukup menghabiskan tenaga. Sedari pagi, Kanna ada di kampus. Berburu materi untuk tugasnya. Belum lagi ada 3 mata kuliah yang harus diikutinya. Sore harinya, ada janji dengan Bunda dan teman-temannya yang berniat membuat seragam untuk acara anniversary grup Mami Cantik Penikmat Kopi, salah satu kelompok arisan bunda. Dan berurusan dengan dua puluh emak-emak dengan berbagai ribetnya soal pakaian yang mereka inginkan, ternyata cukup membuat pusing.

Untungnya Ryo yang seharian ini belum muncul mengajaknya untuk makan malam. Setidaknya Ryo pasti akan bisa menghibur. Menghilangkan rasa penat yang dirasakan Kanna saat ini.

Segera Kanna bergegas membereskan meja kerjanya. Bersiap untuk mengakhiri pekerjaan dan bertemu Ryo di cafe milik Kaka. Ryo pasti sudah menunggunya di sana.

Setengah jam kemudian, Kanna memarkirkan mobilnya tepat di depan LeBlanc cafe. Ragu-ragu dia keluar mobil. Cafe yang biasanya ramai ini terlihat sepi. Lampunya bahkan sudah mati. Tempat parkir di depan cafe pun hanya berisikan mobil milik Kanna.

Kanna berdiri di depan pintu masuk cafe. Mengintip ke dalam cafe. Tapi tidak menemukan tanda-tanda kehidupan sama sekali. Kanna segera menghubungi Ryo. Memastikan tempat janjiannya tidak salah. Pada dering ketiga, Ryo mengangkat telponnya.

"Ya, udah sampai?" tanya Ryo saat telepon terhubung.

"Udah. Di LeBlanc kan?" sahut Kanna.

When You Love Me (Completed)Where stories live. Discover now