TELEPON DARINYA

15 1 2
                                    


"Damn."

Suasana hatiku pagi ini kurang bagus. Bahkan si Rocky yang mendekat, aku cuekin. Gara-gara Kalova tidak membalas Whatsappku tadi malam. Pesan itu hanya tertanda telah dibacanya.

Ada apa sih dengan perempuan satu itu. apa susahnya membalas pesanku.

Aku mengirimkan pesan Whatapps ke Kalova setelah mendapatkan nomornya dari Maria, teman sebangkunya. Harga diriku sangat jatuh, setelah aku memberikan penawaran untuk menjadi guru privatku dengan bayaran yang cukup besar sebagai seorang guru privat. Namun, pesan itu hanya dibaca Kalova, tanpa ada satupun balasan.

Aku harus segera menemui Kalova di Sekolah. Bagaimanapun juga aku harus bisa mendapatkan Kalova untuk menjadi guru privatku. Disamping mama sudah wanti-wanti bila ingin segera mendapatkan motorku, guru kelasku juga telah memberikan ultimatum bahwa aku harus segera menaikkan nilaiku.

Aku meminum susuku dan langsung pamit.

Mamapun yang sedang menyantap nasi gorengnya menatapku dengan bingung.

"Kamu gak sarapan dulu Wa? Hari ini mama dan bi inah masak nasi goreng kesukaan kamu lho?" tegur Mama saat melihatku tanpa menyentuh nasi goreng yang sudah tersaji.

Hari ini, Mama memang membuatkan sarapan kesukaanku. Nasi goreng Kampung. Nasi goreng tanpa kecap dan cabe, yang hanya digoreng dengan bawang merah, telur, sosis dan bakso ikan. Mama juga menambahkan sedikit kencur agar baunya wangi, ujar Mama kala itu saat aku menanyakannya. Namun, bagaimanapun juga masakan Mama dan Bi Inah tidak ada duanya di dunia ini.

Namun, suasana hatiku pagi ini membuatku tidak selera makan. Di dalam pikiranku adalah segera bertemu Kalova dan menanyakan jawaban atas pesanku tadi malam.

"Enggak Mah, Sadewa tidak selera makan Mah"jawabku

Kulirik wajah Mama segera berubah saat mendengar jawabanku. Papa dan si Kembar melirik ke arahku yang membuatku salah tingkah.

"Ya udah Mah! Di bawa ke sekolah aja deh. Siapa tahu sampai sekolah Sadewa lapar Mah." Lanjutku kembali karena tidak tega melihat raut Mama yang kecewa.

Seketika itu pula, wajah Mama kembali ceria dan memanggil Bi inah untuk membawa kotak makan. Mama meninggalkan sarapannya, dan mulai menuangkan nasi goreng ke kotak makan lalu memberikan kepadaku. Setelah menerima kotak makan berisi nasi goreng, akupun pamit berangkat kesekolah. Tentu saja, aku tetap diantar sopir karena motorku masih ditahan sampai aku menunjukkan keseriusanku untuk menaikkan nilaiku.

***

Sesampai di sekolah. Aku langsung menuju kelas Kalova. Aku celingak celinguk didepan pintu mencarinya, tapi belum melihatnya sampai bel berbunyi. Jeremy yang baru datang ke sekolah, melihatku langsung menghampiri.

"What's up bro? nyari siapa lo?"tepuk Jeremy di pundakku dari arah belakangku.

Aku menoleh ke arah Jeremy.

"Bro! baru datang lo? Dasar lo! Bangun jam berapa lo?"tanyaku mengalihkan pertanyaan Jeremy.

"Suek lo! Gue harus kasih makan anjing-anjing gue dulu. Si Parto lagi cuti hari ini sampai besok. Terpaksa gue yang kasih makan anjing-anjing gue dulu sebelum ke sekolah" jelas Jeremy

Walaupun kami beda agama, Jeremy beragama Nasrani Protestan, sedangkan aku seorang muslim. Namun, persahabatan kami tidak diragukan. Bahkan kami bersahabat sejak kami kecil, karena orang tua kami juga berteman dan rekan bisnis.

"Ya udah! Gue ke kelas gue dulu ya bro!"pamitku

"Oh iya. Elo udah cuci tangankan sebelum ke Sekolah setelah memberi makan anjing-anjing elo? Karena tangan elo masih bau ikan asin tuh!" ujarku sambil berjalan ke kelas.

Kalova & SadewaWhere stories live. Discover now