SENYUMAN ITU SELALU MENGEMBANG

13 1 0
                                    

"Kalova makan malam di sini aja. Tante sudah masakin menu spesial," kata Mama saat Kalova hendak pamit pulang.

"Terima kasih banyak Tante, tapi Kalova harus segera pulang," tolaknya secara halus.

"Gimana jadi guru Sadewa sehari? Sudah ada niatan mau resign belum?" sindir Mama sambil melirik ke arah anakku yang sedang mengambil kue mama di meja makan.

Ketika namaku disebut, aku menoleh bingung kearah Kalova dan mama. Apa yang bicarakan sampai menyebut namaku.

"Su ... dah. Sudah biasa, maksudnya Tante," ucapnya sambil meringis.

Aku menatap Kalova yang tidak biasa berbohong. Aku menghampiri Kalova dan mama yang masih berbincang. Aku tahu sebenarnya Kalova sangat kesal denganku. Karena sejak awal pelajaran, tidak satupun kami membahas tentang pelajaran.

Si kembar selalu saja menganggu Kalova. Sebenarnya Kalova sudah melayangkan protes kepadaku. Namun, aku hanya tertawa melihat aksi protesnya. Melihat wajahnya yang cemberut merupakan hal yang paling menyenangkan. Sungguh menggemaskan.

Aku mengatakan kepada Kalova bahwa hari ini cukup beradaptasi aja dulu dengan suasana rumahku, dengan si Kembar, dengan Mama, dengan Si Rocky bahkan kalau ada Papa mungkin aku suruh untuk beradaptasi juga.

Aku berkata demikian langsung tercetus saja dari bibirku. Aku saja bingung kenapa mengatakan demikian dengan Kalova. Aku juga menanyakan kepada Mama pendapatnya tentang Kalova.

Mama mengatakan bahwa Kalova wanita yang manis dan baik. Bahkan sangat sabar saat meladeni si Kembar. Aku tersenyum mendengar pendapat mama. Aku sangat setuju dengan pendapat Mama. Kalova adalah wanita yang baik bahkan sangat baik, sabar dan manis.

Sebenarnya saat Kalova bermain dengan si Kembar. Lirikan mataku tak lepas dari mereka. Walaupun tanganku berada dari gadget, tapi sudut mataku memperhatikan Kalova dan si kembar. Ternyata Kalova juga memilik suara yang indah saat disuruh bernyanyi oleh Si Kembar. Walaupun hanya bernyanyi "Balonku ada lima".

Kalova juga sangat sabar saat meladeni si Kembar bermain Boneka. Bahkan Kalova juga dapat menirukan banyak suara dan berperan seperti yang diminta si kembar. Kalova adalah calon Ibu yang baik untuk anak-anakku. Lho, kenapa pikiranku sudah sampai kesana?. Namun, tingkah laku Kalova, suaranya, cemberutnya, dan protesnya membuat senyumku selalu mengembang.

Aku mengantarkan Kalova sampai depan pintu. Saat aku berbalik ke kamar dan meminta tolong Bi Iyem untuk membereskan buku-buku yang ada di Gazebo untuk dibawakan ke kamarku.

"Sadewa, Kalova sudah pulang ya?" tegur mama.

Aku menoleh ke arah Mama yang sedang berada di ruang tv menonton acara Infotainment. Sedangkan Si kembar melanjutkan bermain mereka di kamar.

"Kasihan juga ya Kalova pulang sendirian malam begini. Daerah kita jarang masuk kendaraan umum kalau sudah lepas maghrib. Kalau menunggu ojek online pasti lama sekali." lanjut mama kembali sambil matanya terus menatap televisi.

Apa maksud perkataan mama ya? Apa aku harus mengantarkan Kalova pulang. Aku coba tanyakan kepada mama.

"Sadewa boleh mengantar Kalova pulang, Mah?" tanyaku hati-hati.

"Antar gih sana. Kasihan juga Kalova. Kalau menunggu ojok online pasti lama sekali. Ditambah lagi ini sudah jam makan malam. Anak itu pasti kelaparan bila harus menunggu ojol" perintah Mama.

"Sadewa boleh bawa motor aja Mah? Kalau bawa mobil pasti terjebak macet di jalan" tanyaku sambil nyengir ke Mama.

Pandangan mata Mama pun beralih dari televisi kearahku. Dan memandangku dengan saksama yang telah duduk di sebelahnya.

Kalova & SadewaWhere stories live. Discover now