#10

94 3 0
                                    

Hari itu aku dan Thalia tiba di pantai Indrayanti, sambil menikmati keindahan pemandangannya aku memutuskan untuk duduk saja di pinggiran pantai. Semalam aku kurang tidur dibuat Thalia, setelah dari bukit bintang Thalia terus menanyai aku tentang tempat tujuan kami selanjutnya. Padahal sudah ku bilang kalau aku belum tahu mau kemana, karena memang di perjalanan ini aku tidak membuat list lokasi mana saja yang akan dikunjungi.

Thalia asik berlarian di pinggiran pantai, seskali ia ikut bergabung dengan sekumpulan anak kecil yang sedang berusaha mendirikan istana pasir sambil tertawa-tawa riang bersama dengan Thalia. Sedangkan aku hanya asik berteduh disalah satu saung yang disediakan pedagang untuk mereka berjualan.

Setelah beberapa lama Thalia sudah berjalan menghampiriku yang daritadi asik memperhatikannya dari jarak jauh, baju yang ia kenakan sudah kotor dengan pasir dan air laut, bahkan rambutnya pun juga tak luput dari pasir pantai.

"Kenapa diam saja disini Rob?"

"Gak apa-apa, gue cuma mau istirahat. Sudah mainnya?"

"Hahaha sudah... Istana pasirnya dihempas ombak besar." Sahutnya dengan nada riang.

"Sini istirahat dulu, gue tadi pesan air kepala."

"Thank you..."

Selagi Thalia menikmati air kelapanya aku asik membersihkan rambut Thalia yang banyak butiran-butiran pasirnya. Sepertinya ia tidak terganggu dengan tanganku di kepalanya.

"Rob..."

"Hm?" Aku masih asik membersihkan rambut Thalia.

"Boleh gak kalau kita pakai aku kamu saja?"

"Pasirnya banyak banget Thal."

"Ih Robby gak nyimak deh..."

"Iyaa sayang, aku nyimak kok. Sekarang kamu mandi dulu gih. Habis itu kita berangkat ke Malang."

Thalia tersenyum padaku, sepertinya dia senang. "Okey..." Kemudian berlari ke tempat pemandian umum.

Aku sudah mulai terbiasanya untuk selalu mengukir senyum diwajahnya sampai saat ketika Thalia sedang diam saja aku berpikir untuk bagaimana bisa membuatnya kembali tetap tersenyum. Aku pun selalu ingin memenuhi semua keinginan Thalia, sekalipun itu untuk berbicara aku dan kamu dengannya. Mungkin memang sudah seharusnya aku lebih lembut padanya.

Setelah lebih dari setengah jam Thalia kembali dengan pakaian yang usdah bersih dan rambut yang ia bungkus dengan handuk. Aku kembali tersenyum melihatnya yang sudah kembali bersih dan lebih segar dari sebelumnya. Iya pun tersenyum seraya menghampiriku.

"Kamu mau makan apa?"

"Kita langsung jalan aja yah, tapi nanti di jalan kita mampir ke pizza ya Rob, Aku lagi mau pizza."

"Anything for you." Sahutku merangkul Thalia untuk ikut berjalan menuju parkiran.

Perjalanan dari pantai Indrayanti menuju Bromo akan memakan waktu sekitar tujuh jam lebih via jalur Pacitan - Blitar - Malang. Aku melajukan mobilku dengan santai sambil mencari restoran cepat saji yang menghidangkan pizza untuk Thalia. Sejak tadi pagi Thalia memang belum makan apapun dan mau tidak mau aku harus mendapatkan pizza yang Thalia inginkan.

Thalia memang tidak pilih-pilih untuk makan tapi makanya jika Thalia ingin makan sesuatu aku berusaha untuk memenuhinya, Sepertinya perubahan sikapku terhadapnya sudah benar-benar berubah 180 derajat. Pasti kalian sedang mentertawakan aku.

Satu jam perjalanan Thalia sudah tertidur lelap, aku menyempatkan berhenti saat menemukan outlet pizza di daerah pacitan. Meskipun ini bukan pizza biasa yang sudah banyak outletnya. Lumayan untuk mengganjal perut Thalia yang daripagi belum makan. Setelah membelinya aku langsung kembali melaju mobilku, tak lama kemudian Thalia bangun.

YOU...Where stories live. Discover now