#14

10 1 0
                                    

Siang ini aku sudah tiba di kantin kampus, semalaman aku kebut semua kerjaan yang harusnya baru bisa selesai lima hari kedepan. Kantornya pak Bram pun tidak keberatan mempercepat tanda tangan kotrak kerja samanya, dan tadi pagi aku sudah ke kantor pak Bram untuk tanda tangan kontrak lalu kemudian aku langsung ke kampus masih dengan setelan kerjaku. Kemeja putih slim fit yang sudah terlepas bebas dari dalam celanaku, celana hitam slim fit dan pantofel hitam. Sejak mulai duduk di kantin banyak mata tertuju padaku, tapi aku tidak peduli. Sebenarnya hari itu aku tidak ada kelas, kelas ku sudah di mulai pagi hari. Aku ke kampus hanya ingin melihat Thalia, Thalia ku.

Laptop ku masih setia menemani ku seraya menghindari tatapan memuja dari para wanita yang sedang bergosip di kantin, hingga akhirnya aku menangkap sosok wanita yang sangat ku kenali gestur tubuhnya. Ia sedang berjalan menuju kearah kantin bersama dengan Nurul dan Adji. Belum sampainya mereka tiba-tiba Surya dan Deswita sudah duduk disampingku.

"Wih ada bussines man nih..." Ujar Surya mengagetkanku. Aku tak menjawab, aku kembali menatap layar laptopku.

"Lu baru dateng Rob?" Kali ini Deswita yang bertanya, aku pun hanya menjawab dengan mengangguk.

Tak lama Adji dan Nurul ikut bergabung. Melihat mereka datang tanpa Thalia sedikit heran kemana Thalia pergi, apa mungkin Thalia tidak ingin menemuinya. Aku jadi merasa kembali kesal pada Thalia saat itu juga.

"Hey Rob," Sapa Nurul dan Adji hampir bersamaan.

Mereka pun sudah hanyut pada perbincangan yang aku tak minati, aku masih terus fokus pada layar laptop ku. Sekitar 15 menit kemudian Thalia pun datang, ia duduk di depan Deswita, karena di depan ku sudah ada Adji, disamping kananku ada Dewita dan kiriku ada Surya, sedangkan Nurul duduk di samping kanan Adji. Dia tersenyum padaku, tapi ku hiraukan. Aku masih diselimuti ego ku.

"Hay Robby..." Sapanya lembut. "Urusan di kantor ayah sudah selesai?" lanjutnya

"hm..." Jawabku masih dengan emosi berkecamuk dalam dada. Mendengar jawabanku yang tak acuh pada Thalia membuat yang lain menatap aneh ke arahku.

"Eh iya Des, ntar sore lu balik gue yang anter ya..." Aku malah mengajak Deswita pulang nanti. Aku sendiri tak tahu dapat ide darimana saat itu, yang aku tahu aku juga ingin memberikan Thalia pelajaran bagaimana rasanya terbakar api cemburu.

"Hah? oh oke deh..." Sahut Deswita cepat, sepertinya tidak mau kehilangan kesempatan emasnya. Aku bukannya tidak tahu kalau sebenarnya Deswita punya perasaan padaku, makanya aku mau membuat Thalia cemburu dengan memanfaatkan Deswita.

Sore harinya ketika aku dan Deswita sudah di parkiran kampus, ku lihat Thalia, Adji, Surya dan Nurul juga sedang berjalan ke arah pintu keluar yang tentunya akan melewati parkiran. Ini kesempatan aku untuk juga membuat Thalia terbakar api cemburu. Ku rangkul bahu Deswita masih sambil ngobrol disamping mobilku agar Thalia melihat kami.

Perkiraanku salah, yang berbelok menghampiriku hanya Adji, Surya dan Nurul. Thalia tetap berjalan lurus tanpa menoleh lagi padaku. Sepertinya dia akan pulang dengan menggunakan taksi. Sekarang dihadapanku sudah ada Adji, Surya dan Nurul juga Deswita. Mereka semua selain Deswita menatapku penuh tanya.

"Kok lu gak balik Rob?" Tanya Surya yang menurut ku ia sedang menahan amarahnya, enath ia marah pada siapa. Karena yang ku tahu aku tak ada masalah padanya. Adji menatapku jengah.

"Ini udah mau balik kok." Jawabku seadanya.

"Yaudah lu sana balik, nyampah aja disini." Lanjut Surya semakin emosi.

"Maksud lu apa sih, lu ada masalah sama gue?"

"Iyalah ada, lu kalo mau nyari masalah harusnya liat kondisi Rob."

YOU...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang