15. Wanita Asing

7.2K 772 1.2K
                                    

Hallo! KALIAN YANG BACA ALENA UDAH FOLLOW WATTPAD AKU BELOM? YANG BELOM JAHAT SII ASLIII☹️

KALAU GITU, UDAH FOLLOW INSTAGRAM AKU BELOM?

YANG BELOM LANGSUNG AJA FOLLOW @Chellindygabs yaaa!!! Kalo aku ga update update kalian marahin aja lewat DM😢 wkwkw bercanda😋


SELAMAT MEMBACA. DAN SELAMAT MEMIKIRKAN TEORI DIBAWAH INI.

***

Malam ini, di sebuah kamar yang agak berantakan, gadis itu terlentang di atas tempat tidurnya sambil memejamkan mata. Kedua tangannya juga terlentang di antara sisi tubuhnya sendiri. Matanya memejam beberapa saat sambil sesekali menghela nafas panjang.

Hari sudah berganti secepat itu. Hari ini Alen pergi ke kampus bersama Luna, tanpa Gara. Pria itu masih terbaring di Rumah Sakit. Merasakan tubuhnya yang sakit karena seharian ini menyelesaikan tugasnya di kampus yang cukup banyak, apalagi Alen harus mondar mandir naik turun tangga beberapa kali. Mengabaikan perutnya yang kelaparan. Sampainya di rumah, sore hari ia langsung masuk ke kamar tanpa berganti pakaian. Terlentang dengan suasana hening dan sepi sendirian. Karena seperti biasa, Rafa tidak pulang. Pria itu akan datang tengah malam saat Alen sudah tertidur. Dan pergi pagi-pagi sekali sebelum Alen bangun. Hebat bukan? Padahal waktu itu mereka sudah saling menyapa di rumah Sakit. Apa mungkin, Rafa kecewa padanya? Karena sesuatu yang di katakan Analess tentang dirinya.

Bunyi bel pintu dibuka terdengar. Membuat matanya perlahan mengerjab pelan. Melirik ke arah Jam yang menggantung tepat di depan matanya. Alena  memejamkan matanya lagi untuk beberapa saat, sebelum akhirnya bunyi ketukan pintu kamarnya terdengar begitu saja. Matanya terbuka lebar, kepalanya menoleh ke arah pintu yang berbunyi di iringi sedikit getaran. Gadis itu berjalan menuju pintu kamarnya, tangannya bergerak merapikan rambutnya yang berantakan dengan cepat.

Pintu terbuka, dan nampaklah wajah Rafa. Pria itu, dengan tatapan datarnya menghela nafas saat Alena membuka pintu di hadapan mereka.

Tangannya terangkat, memberikan sebuah bingkisan kecil di dalam plastik berwana hitam. Alena melihat bingkisan itu dengan kening yang berkerut. Membuat Rafa menggaruk tengkuknya sendiri dengan kikkuk.

"Thanks, karena udah jagain Analess kemarin. Sorii, saya baru sempat kasih ini sebagai ucapan terima kasih. Saya dengar Nasi Goreng dekat Kampus enak, jadi saya pikir kamu bakal suka..." ucapnya kemudian melihat ke arah Alena.

Gadis itu membuka mulutnya hendak bersuara, namun tertahan. Matanya ikut membulat beriringan mengambil bingkisan pemberian Rafa.

"Oh, seharusnya kamu nggak perlu repot-repot kayak gini. Tapi, terima kasih ya.." katanya dengan senyum lebar yang manis.

Rafa menganggukan kepalanya beberapa kali. Tanpa ekpresi wajah yang dapat dilihat jelas oleh mata Alena. Pria itu segera berbalik, setelah berhasil memberikan bingkisan kecil pada Istrinya. Eh, maksudnya gadis itu.

Alena bergegas menutup pintu kamarnya, sebelum Rafa sampai pada kamarnya sendiri. Dia mendengar pintu yang di tutup, pria itu menoleh lagi ke belakang. Melihat Alena yang sudah tidak ada di sana. Helaan nafas terdengar, di iringi kedipan mata beberapa kali. Rafa kembali berbalik untuk menuju kamarnya, dengan penampilan yang sedikit berantakan, karena dia baru saja tiba dari Rumah Sakit.

***

Malam ini, di kamarnya, Gara duduk sendiri sambil memainkan Game di ponselnya. Pria yang masih tidak diperbolehkan untuk pulang dari Rumah Sakit itu, juga tidak diperbolehkan untuk menapakkan kakinya. Alhasil, apa yang dilakukan Gara? Hanya duduk dan tidur menetap pada brangkar Rumah Sakit.

ALENA (Here With Me) Where stories live. Discover now