7. Kedatangan Diandra

6.8K 691 42
                                    

"Mama, Alen pulang.."

"Eh, kamu udah pulang sayang? Mau makan apa? Di meja makan udah ada banyak menu makanan. Kamu tinggal pilih oke.."

Gadis itu duduk dimeja makan, menikmati menu yang disediakan dengan lahapnya. Tidak memperdulikan baju seragam yang masih membalut ditubuhnya. Memenuhi keinginannya, dan menuntaskan rasa laparnya. Alena mengambil beberapa lauk untuk ia tumpuk didalam piringnya sendiri.

"Mama, Kakak pulang.."

"Mama..." Panggil gadis itu lagi. Tetap saja, tak ada sahutan sedikitpun dari Mamanya. Gadis itu menghela napas, sudah menjadi makanan sehari-hari melihat Mamanya sibuk dengan ponsel, laptop atau tabloid di tangannya.

Gadis itu melangkah masuk, memaksakan senyum di wajahnya. Berjalan menemui Mamanya kemudian duduk disebelahnya.

"Mama.. Mama sibuk apa?" Tanyanya lagi.

"Mama lagi kerja."

Gadis itu menghela napasnya lagi, mengeratkan genggamannya pada tas gendong yang ia bawa.

"Yaudah, Kakak ganti dulu ya. Abis itu makan, Mama masak apa?"

"Lihat sediri.."

"Yaudah, Ma. Kakak naik dulu ke kamar."

Gadis itupun pergi, meninggalkan Mamanya yang sibuk berkutat dengan ponsel.

Saat melewati dapur bersih, matanya tak sengaja menoleh kearah meja makan. Adik semata wayangnya duduk di sana, menikmati makan siangnya.

Tetap berjalan, menaiki tangga demi tangga. Masuk kedalam kamarnya, kemudian bergegas berganti baju. Selang beberapa menit, gadis itu kembali ke meja makan. Ingin menuntaskan rasa laparnya.

"Alen.." sapanya sambil menarik kursi disebelah sang adik.

"Eh, Kak? Udah pulang? Nggak ada tugas ya hari ini?" Tanya Alen sambil menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

"Enggak," jawab sang Kakak singkat. Gadis itu mulai mengambil nasi kemudian lauknya.

"Mbak? Mau minum apa? Biar bibi bikinkan.."

"Pengen jus Melon sama air putih ya, Bi. Makasih banyak.."

"Alen juga... Alen pengen jus Melon juga. Susunya yang banyak ya, Bi!"

Mereka berdua kembali melanjutkan acara makan siang. Tiba-tiba Mama pun datang, mengusap puncak kepala Alen, kemudian mencium kening anaknya. Sang Kakak yang menyaksikan hal itu berusaha sekuat hati menahan air matanya. Ini bukanlah pemandangan baru, sering ia lihat hal seperti ini. Sebenarnya sudah sangat biasa, tapi entah kenapa? Rasa cemburu dan iri hatinya semakin bertambah setiap hari pada adiknya sendiri.

"Hay, kamu anak baru kan? Mulai kerja hari ini?" Tanya seorang gadis yang menggunakan apron berwarna coklat sama sepertinya.

"Iya, ehehehe. Kenalin, nama aku Alena.." jawab Alena sambil membawa nampan kosong ditangannya.

"Aku Lina. Seneng deh punya temen Part Time baru. Kemarin rasanya sepi banget, temen-temen yang jamnya sama kayak aku rata-rata anak cowok." Jelas Lina membuat Alen menganggukan kepalanya. Teringat sesuatu, nama teman barunya sama dengan nama Kakak kandungnya. Alina.

"Cafe emang kadang sepi ya?"

"Enggak tentu sih, kadang sepi kadang rame. Kadang kalau jam pulang kuliah pasti rame banget, sampai pegel di kaki.."

Alena menganggukan kepalanya. Mereka berdua kembali berkutat dengan pekerjaannya.

Bunyi pintu kembali terdengar, Lina menyambut pelanggan yang datang dengan senyuman. Sudah mulai sore hari, waktunya bekerja dengan baik karena orang-orang akan datang untuk sekedar singgah atau menikmati kopi.

ALENA (Here With Me) Where stories live. Discover now