#02. Saingan Cinta

12.7K 425 73
                                    

Suara teriakan mesra menyeruak. Sangat lembut di pendengaran. Menciptakan sensasi yang memacu rasa percaya diri. Tangan-tangan mulus menjangkauku. Memberikan sentuhan klasik tatkala balas jasa diberikan. Senyum manis aku ukir di wajah. Guna menambah pesona yang sebetulnya tidak perlu untuk dilakukan.

Sekarang, waktu istirahat. Para cewek mendekatiku. Mengerumuni layaknya semut yang memperebutkan gula. Tetapi bukan suasana centil seperti biasa yang aku dapatkan. Bukan pula atmosfer yang dapat membuat ulu hati membumbung tinggi. Melainkan....

"Terima kasih banyak ya, Nona-Nona manis, sudah mau beli."

"Kyaaa!! Buat Kak Bintang apa sih yang nggak!!"

"Hahahaha...."

Akh!! Kenapa aku malah ketawa lirih sih! Memuakkan! Kamvret! Dikelilingi cewek-cewek manis malah membuatku jadi terbawa suasana. Bahkan cowok-cowok sok tampan juga ikut-ikutan nimbrung di lapak jualanku yang sepertinya mencari kesempatan dalam kesempitan. Ya, mereka cowok sok tampan. Karena ketampanan sejatinya hanya miliki aku, Bintang Prasetyo semata. Nyahahahahaha-

Wooii! Ini bukan saatnya untuk bangga!

Haduh....

Begini. Beberapa hari telah berlalu semenjak aku 'resmi' menjadi sales jamur Kimochi. Setiap hari, produk tersebut selalu terjual habis. Aku kira aku bakalan semakin dekat dengan hati Erina. Tapi ... entah kenapa aku tidak merasa demikian.

Sering sekali aku berbincang padanya, mencoba (sok) akrab. Eh, dia selalu membalasku singkat seperti hn atau oh begitu. Bahkan saat aku mencoba melucu (gadis lain biasanya selalu tertawa mendengar lawakanku), Erina malah memasang poker face seolah mengisyaratkan kalimat jayus mas dengan sopan. Kan kamvret! Namun di saat aku berbicara seputar bisnis jamurnya, dia langsung semangat. Kan kamvret!

Apa dia sama sekali tidak mengerti atau mungkin tidak menanggapi kode-kode yang kuberikan!? Kan kamvret! Sungguh, dia cewek paling tidak peka yang pernah aku temui! Kan kamvret!

Haduh.... Maaf frontal. Aku jadi terbawa emosi. Ini pertama kalinya aku berhadapan dengan cewek somplak macam dia. Tapi ... mau bagaimana lagi. Untuk menyelamatkan kehidupan masa mudaku, akan aku lakukan apa saja.

Jam istirahat hampir berakhir. Seperti biasa, aku sedang menyetor penghasilan hari ini kepada Erina. Dan seperti biasa pula, dia memberikan beberapa rupiah dari penghasilan yang didapat dengan alasan sedekah. Iya, sedekah. Sebutan itu serasa ... kan kamvret! Tapi ... ah sudahlah. Aku takut mengurangi tingkat kemaskulinanku. Jadi, biarlah kekesalan ini disimpan dalam hati. Mari bersikap sebagai cowok (sok) tegar.

"Hn. Kerja bagus."

Senyum sumringah terlihat di paras Erina. Suasana hati gadis itu sepertinya sedang up. Bagaimana tidak. Tiap hari dagangannya laku terus. Ya ... itu juga berkat ketampananku yang selevel dewa neptunus. Ah, mungkin akan kucoba menkode sekali lagi.

"Anu ... Erina. Malam tadi, aku mimpiin kamu loh."

Krik Krik Krik

"Hmm. Ah, Kak Bintang. Besok kuantitas jualannya bakalan aku tambah. Jadi Kakak bakalan kerja ekstra."

KAMVRET! DIA MENGALIHKAN TOPIK PEMBICARAAN!

Tch! Aku hanya bisa tersenyum kecut. Rasa-rasanya ingin aku jitak nih cewek, terus dikarungin dan dijual ke tukang loak. Akh!! Kamvret!!

Tawa lirih aku berikan mengiringi bacotannya. Mendadak dia berhenti. Lalu menoleh ke arah belakang. Menatap sesuatu di bagian lorong yang sedang kami tempati.

Ikeh Ikeh KimochiWhere stories live. Discover now