BAB 9. BAKPAO ISI KACANG IJO

37.2K 8.4K 4.7K
                                    

10 JUNI 2022

YEOROBUN ANNYEONG 🙌

BII DATANG LAGIIII!!!🦋🦋🦋🦋

APA KALIAN SELALU NUNGGUIN NOTIF CERITA INI????

APA KABAR HARI INI?❤️

JAM BERAPA KAMU SAAT BACA INI⏱️

KAMU DARI KOTA MANA?

RAMEIN PART INI DENGAN VOTE DAN COMMENT YA.

LET’S GO!

-HAPPY READING-

“Tuan, kondisi mentalnya memburuk.”

Satu kalimat yang beberapa jam lalu membuat Utara lagi-lagi merasa kacau. Rasa bersalahnya seakan menjadi tumpah ruah sekarang. Dia benar-benar sangat buruk.

Malam ini. Utara mengendarai motornya tak tentu arah. Seperti biasa, dia tidak bisa hanya mendekam dalam rumahnya kalau pikirannya sedang penuh. Cowok itu ingin menghirup udara segar.

Kira-kira sudah 15 menit Utara hanya terus berputar-putar hingga akhirnya tanpa sadar dia berhenti di satu tempat.

Kenapa gue ke sini? Batin Utara.

Sial. Utara jadi mendadak merasa sangat bodoh sekarang.

Baru saja dia hendak langsung pergi. Tanpa dia duga, dia malah bertemu dengan si pemilik rumah yang entah habis dari mana.

“Uta? Itu kamu?” seseorang berjalan ke arah Utara.

Utara menatap cewek di depannya. Kaus putih lusuh. Celana hitam selutut. Rambut dicepol asal. Ditambah sandal jepit dan sebuah kucing di pelukannya.

“Uta ada apa? Kamu ada perlu sama aku?” Tanya Syaira bingung dan sudah berdiri di samping Utara.

Utara menatap Syaira.

“Udah makan?”

Satu pertanyaan yang membuat Utara saja kaget akan ucapannya sendiri.

Lo kenapa si, Ta! Runtuk Utara dalam hati.

Syaira juga tampak terkejut. Tapi akhirnya cewek itu menjawab pertanyaan Utara.

“Aku udah makan. Kamu emang belum makan?” tanya Syaira.

Utara refleks menggeleng.

“Uta mau makan?” Tanya Syaira memastikan.

Utara diam sebentar. Lalu mengangguk.

Syaira mengerjap dengan polos. “Mau aku ceplokin telor mata sapi?”

Utara menoleh ke kediaman Syaira. Lalu melirik jamnya yang sudah menunjukan pukul sembilan malam.

“Mau makan di luar aja,” kata Utara.

“Mau aku temenin?” tawar Syaira.

“Emang bisa?” Tanya Utara ragu.

“Bisa ko. Tapi aku izin dulu ke nenek,” kata Syaira.

Utara langsung membuka helmnya. Lalu menyugarkan rambutnya untuk dia rapihkan.

“Gue aja yang izin.”

***

“Uta, kita kaya lagi pacaran beneran,” bisik Syaira.

Utara hanya berdehem.

Cowok itu menatap sekelilingnya yang lumayan ramai. Tidak ada salahnya juga dia mengajak Syaira untuk keluar malam ini. Dia hanya berpikir mungkin Taksa sedang mengawasinya. Jadi Utara sekalian saja menunjukkan keseriusannya dengan Syaira.

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora