BAB 13. PERINGATAN KEMATIAN

36.5K 8K 3.1K
                                    

22 JUNI 2020

YEOROBUUUUUNN🙌

BII DATAAANGGGG. YUHUU 🤸🤸

APA KABAR HARI INI? SEHAT?

UDAH PADA MAKAN?

LAGI NGAPAIN KAMU SAAT BACA BAB INI?

KALIAN MASIH SETIA SAMA KARYA BII YANG INI KAN??😵

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAA BESTIE👉

SIAP??🔥

LET'S GO!

-HAPPY READING-

Kamar bernuansa monokrom itu terlihat sangat gelap. Semua tirai jendelanya tertutup rapat dengan lampu kamar yang sengaja tidak di nyalakan.

Tak lama, sang pemilik kamar itu mulai membuka matanya. Mengumpulkan nyawanya yang entah dia sendiri tidak tahu, sudah berapa lama dia beristirahat.

Cowok itu mengulurkan tangannya ke samping untuk menyalakan lampu tidurnya. Kemudian meraih ponselnya yang berada di atas nakas.

Jam sebelas malem.

Utara menghembuskan napasnya perlahan. Lalu menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran yang sialnya malah tertuju pada kejadian tadi siang.

"AWAAAS!"

TIITT!

BRAK!

Bayangan mengerikan itu kembali datang membuat tangannya kembali gemetar. Utara langsung berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya.

Cowok itu duduk di sisi ranjang lalu meraih segelas air putih untuk dia minum. Mengisi kerongkongannya yang terasa sangat kering.

Utara juga langsung meraih obat penenang yang sudah diresepkan oleh dokternya. Meminumnya sesuai dengan anjuran dokter agar gangguannya kecemasannya bisa sedikit membaik.

Cowok itu mengatur napasnya berusaha untuk kembali tenang. Butuh beberapa menit hingga Utara akhirnya memilih kembali berbaring. Memejamkan matanya untuk kembali tidur.

Dia juga berharap mimpi mengerikan yang selalu datang setiap dia memejamkan matanya, tidak datang malam ini.

Sekali aja. Gue pengen mimpi indah.

Permintaan Utara sebelum terlelap.

***

Utara tidak masuk sekolah hari ini.

Itulah yang Syaira tahu dari Ivan. Karena terus merasa khawatir, oleh karena itu hari ini Syaira mengambil cuti kerjanya. Bukan karena berniat hanya ingin menemui Utara saja, tapi ada hal lain yang ingin Syaira lakukan.

"Ayah, ibu. Syaira dateng." Sapa Syaira duduk di samping makam kedua orang tuanya.

Cewek itu baru saja pulang sekolah, dan langsung bergegas ke makam orang tuanya untuk berziarah.

Setelah melapalkan do'a ziarah kuburnya. Syaira langsung menamburkan bunga yang sudah dia siapkan ke atas makam kedua orang tuanya.

Cewek itu mengusap nisan sang ayah. Lalu mulai bercerita.

"Ayah. Hari ini aku abis ujian praktek olah raga," kata cewek berambut panjang itu melapor pada sang ayah.

"Tapi karena aku gak bisa lari. Aku gak bisa main volly. Aku gak bisa main basket. Aku juga gak bisa berenang. Jadi, ujian aku isinya hanya teori semua."

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now