BAB 29. BERANTAKAN

30.9K 6.5K 2K
                                    

15 SEPTEMBER 2022

ANNYEONG 🤸

APA KABAR YEOROBUN?

SENENG BII DATANG LAGI?🦋

JAM BERAPA SAAT KAMU BACA INI?

KAMU ULANG TAHUN GAK HARI INI?

YAUDAH TETAP HBD YA HIHI

JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMEN DAN VOTENYA👊

UDAH SIAP?

LET'S GO!

-HAPPY READING-

Jantung Utara seakan mendadak langsung turun melihatnya. Jika asisten pribadi papanya ada di sini, cowok itu sangat yakin mungkin saja papanya juga ada di rumah sakit ini sekarang.

Takut terjadi sesuatu pada Lili, cowok itu langsung berlari mencapai kamar rawat kakaknya. Namun betapa sialnya dia, ketika asisten pribadi papanya malah langsung menghalangi jalan Utara.

"Awas!" perintah Utara sangat dingin.

"Maaf tuan muda, perintah tuan-"

"PERSETAN SAMA PERINTAH!' Bentak Utara sambil menyentak tangan asisten pribadi papanya itu. Kemudian mendorongnya pintu kamar rawat Lili dengan marah.

Brak!

Suara bantingan pintu membuat semua orang di dalam ruangan menoleh pada Utara. Tak terkeculi Pak Dewa yang ternyata sudah menghabisi Lili. Hingga perempuan itu kini sudah tersungkur di atas lantai.

Tak memperdulikan kehadiran Utara Pak Dewa kini sudah mengangkat kakinya lagi hendak menendang Lili. Hingga..

Bugh!

Tendangan itu mengenai punggung Utara karena cowok itu sudah lebih dulu berlari untuk melindungi kakaknya yang sudah menangis.

"MINGGIR KAMU!" sentak Pak Dewa pada Utara.

Namun Utara tak bergeming. Cowok itu terus memeluk Lili. Melindungi kakaknya dari serangan brutal sang papa. Tubuh Lili penuh luka, sudut bibirnya pun sudah berdarah. Utara tidak akan pernah membiarkan papanya memiliki celah untuk menyakitinya lagi.

"SAYA BILANG MINGGIR UTARA!!"

Bugh!

"UTAAA!" Syaira memekik kaget melihat pemandangan tersebut.

Cewek itu bahkan sudah menjatuhkan keranjang buahnya hingga berjatuhan di depan kamar Lili.

Baju saja Syaira hendak menerjang masuk. Asisten pribadi Pak Dewa sudah menahan tubuh Syaira.

"Jangan masuk, itu bahaya buat kamu," ujar orang itu memperingati. "Mereka gak bakalan berhenti," lanjutnya.

Mendengar itu Syaira terlihat semakin cemas. Dia berteriak meminta pertolongan, tapi entah kenapa area bangsal ini sangat sepi. Hingga Syaira frustasi dibuatnya.

Pak Dewa kini menendang pinggang Utara keras.

Bugh!

"Ssstt."

Utara sedikit meringis karena sepatu papanya sangat keras mengenai tubuhnya.

Cowok itu kemudian menoleh pada sang papa dengan mata yang tajam. "Cukup!" gertak Utara tajam.

"Kalau papa-"

Bugh!

Perkataan Utara terpotong karena Pak Dewa sudah menendang tubuh Utara lagi. Wajah Pak Dewa memerah karena marah. Urat-urat di lehernya bahkan menonjol karena emosinya benar-benar sedang ada di puncaknya saat ini.

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now