BAB 12. KEJADIAN MASA LALU

35.6K 7.9K 2.7K
                                    

20 JUNI 2022

YEOROBUNN ANNYEONG 🤸

BII DATENG LAGI NIH🦋

SENENG KAN, NGAKU!😠

TUMBEN NIH PAGI-PAGI AKU UP HIHIHI

ABSEN DULU SINI👉

KALIAN SEHAT KAN?

SEMOGA SELALU SEHAT YA❤️❤️

JAM BERAPA KAMU BACA INI?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR YA.

OKE?

LET’S GO!

-HAPPY READING-

Saat ini Syaira duduk dengan tangan saling bertautan di kantin. Cewek itu menunduk sambil menatap kakinya dengan pikiran yang melayang jauh pada kondisi Utara beberapa menit yang lalu.

Ravin dan Jonny telah mengantarkan Utara pulang ke rumahnya.

Sementara Syaira tidak bisa ikut karena setelah jam istirahat ini, dia harus ujian praktek mata pelajaran Agama. Lagipula, Utara pasti tidak akan suka kalau Syaira ada di sisinya kalau cowok itu masih dalam kondisi seperti itu.

Sebenarnya ada apa? Kenapa Uta sampe kaya gitu?

Syaira memijit pelipisnya karena sedikit pusing.

Ivan berjalan ke arah Syaira bersama Gian.

“Minum, Ra.” Ivan menyodorkan air mineralnya ke hadapan Syaira.

Syaira mengangguk. “Makasih ya, Van,” kata Syaira.

Ivan duduk di depan Syaira. “Lo pasti kaget ya, lihat Utara kaya gitu?” tanya cowok itu.

Syaira menganggukan kepalanya.

“Tenang, Ra. Si Uta moal kunanaon kok,” ucap Gian. “Maneh namah kuat. Isukan ge jag-jag deui eta budak.”

Artinya: Tenang Ra. Si Uta gak bakal kenapa-kenapa ko. Dia kuat, besok juga sehat tuh anak.

Syaira menatap Gian. Cowok itu selalu saja mengatakan kata-kata yang tidak bisa Syaira pahami. Meski Syaira termasuk murid yang pintar, tapi bahasa sunda bener-bener sangat sulit untuk Syaira.

Ivan yang peka akan tatapan Syaira langsung menyenggol tangan Gian. “Dia gak ngerti Gi. Jadi mending lo diem, gue capek kalau harus jadi penerjemah lo,” kekeh Ivan.

Gian menggaruk kepalanya sambil nyengir.

"Yaudah aing rek dahar weh lah, lapar,” [Yaudah gue mau makan aja lah, laper] kata cowok itu lalu berjalan ke tukang mie ayam yang ada di kantin.

Ivan terkekeh. “Maklum ya, Ra. Temen gue yang itu emang lebih nyaman pake bahasa daerahnya dari pada bahasa Indonesia,” kata Ivan pada Syaira.

“Meski dia lebih sering pake bahasa sunda yang kasar sama kita. Tapi kalau sama guru dia tetep pake yang sopan ko."

Syaira mengangguk.“Gapapa,” kata Syaira.

“Bahasa daerah kan juga bahasa ibu. Malah aku takjub sama Gian, karena dia masih pake bahasa daerahnya sehari-hari di jaman sekarang.”

“Bener! Apalagi ini Jaksel. Kayanya langka banget tuh yang kaya dia.” Ivan menatap Gian dari kejauhan.

“Tapi, Gian tadi pas nyanyi bahasa inggrisnya juga bagus ko,” kata Syaira memuji penampilan Gian tadi.

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now