Mataya

56 33 11
                                    

Mataya, pulau dengan keindahan yang terpampang nyata, nyaris sempurna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mataya, pulau dengan keindahan yang terpampang nyata, nyaris sempurna. Penduduk mataya memiliki warna kulit dan bentuk rambut yang beragam, tidak ada perbedaan, mereka saling menghargai satu sama lain. Namun, kebanyakan dari mereka memiliki warna kulit mongoloid, mereka juga sangat menyukai warna sawo matang, mereka terlihat sangat cantik nan eksotis.

"Mataya sangat indah." Mata Ellery berkaca-kaca.

"Azof!" Teriak seorang wanita setengah paruh baya, di susul pria berumur sama dengannya.

Ternyata itu adalah suara orang tua Azof. Sepertinya ia terkejut serta senang akan kedatangan putranya, yang telah lama menghilang. Teriakan itu menggelegar, membuat semua warga yang ada di sana melihat.

"Papa! Mama!" Ucap Azof, dia memeluk tubuh orang tuanya yang mulai mendekat.

"Anak kecil ku berubah, sangat tinggi dan tampan," ibunda Azof haru.

"Aku sangat merindukan kalian!"

"Kami juga!" Keluarga itu saling menangis.

Mereka berpelukan, melepas rindu yang dulu melekat erat. Semua orang yang ada di sana menatap haru, bahkan sampai meneteskan air mata. Mereka bersyukuf, akhirnya salah satu anggota mataya kembali dengan selamat.

"Akhirnya pangeran pulang," Ujar warga mataya yang berusia cukup tua.

"Pangeran? Apa raja dan ratu mempunyai anak?" ucap salah satu warga yang mendengar hal itu.

"Iya, pangeran sempat hilang beberapa tahun belakang." Jawabnya.

Rupanya Azof adalah anak dari raja dan ratu Pulau Mataya, yang telah hilang beberapa tahun lalu.

***

Saking senangnya, mereka mengadakan pesta makan malam di hari itu juga, sebagai tindak rasa syukur atas pulangnya sang pangeran. Mereka menari gembira tanpa rasa kantuk sedikit pun. Ellery juga terbawa suasana, hasrat untuk menari datang tanpa izin. Tubuhnya bergerak sendiri, mengikuti irama musik yang ada. Seperti biasa Ellery menari dengan sangat indah, tetapi kali ini ada yang tidak biasa, kakinya terangkat satu, menjaganya agar tidak semakin buruk.

Ellery berputar, sampai tidak menyadari bahwa dia sudah berada di tengah, dan mendapat perhatian semua orang. Penduduk mataya merasa kagum serta terhibur, mereka menepuk-kan tangan untuk menambah ramai suasana. Namun, tepukan tangan membuat tarian Ellery terhenti. Dia terkejut, sadar dan menghentikan tarian-nya. Beberapa warga berkomentar;

"Kenapa berhenti?"

"Lanjutkan."

"Padahal itu sangat cantik."

Melihat hal tersebut, Azof langsung memberi tanggapan-nya dari seberang penonton. "Teruskan, itu sangat indah!"

"Benarkah?" Ellery tersenyum dan melanjutkan tariannya hingga selesai.

EKSOTIS || Pre OrderWhere stories live. Discover now