Lebih baik

25 11 3
                                    

Semua orang pergi menuju istana, tempat disembunyikan-nya Sang Ratu. Ellery menunggu semuanya untuk jalan terlebih dahulu, dan mengikutinya dari belakang. Dia berjalan bersama Azof, dia tidak ingin meninggalkan dan melupakannya. Karena terlalu sibuk dengan warga Saweetie.

"Tadi itu sangat bijak!" Azof memberi pujian.

"Terima kasih, aku memilih kata-kata yang benar untuk hal ini, aku tidak mau mengambil jalan yang salah dengan perkataanku dan mendapat jalan buntu,"

"Emm, itu sudah sangat tepat." Azof tersenyum padanya.

"Terima kasih lagi." Mereka mengobrol sambil berjalan berdampingan, tanpa bergandengan.

Setelah lama berjalan cukup lama, akhirnya mereka sampai di aula istana, mereka semua berkumpul menjadi satu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah lama berjalan cukup lama, akhirnya mereka sampai di aula istana, mereka semua berkumpul menjadi satu. Mereka minta penjaga istana untuk memanggil-kan Ratu Helen.

Mereka menunggu sebentar. Kemudian Ratu keluar dengan penampilan yang sangat kacau; rambutnya terlihat kusut, dia tidak memakai alas kaki, gaun-nya yang glamor sekarang tidak terlihat, gaun yang dia kenakan sekarang begitu jelek dan kucel, tidak seperti seorang ratu pada umumnya. Dia berjalan dengan tangan yang terbogor kencang, layaknya seorang penjahat yang telah melakukan kejahatan besar, dia terlihat sangat malu dan menyesal.

Saat ratu keluar, Ellery langsung tercengang tidak menyangka, tentang apa yang dilihatnya barusan. Saking kaget-nya, mulut Ellery terbuka lebar, secepat mungkin dia membungkam mulut. Ellery khawatir akan menyinggung perasaan ratu dan membuatnya semakin malu.

Ellery berlari mendekati ratu, dia meminta kunci pada penjaga, dan membuka borgol Sang Ratu. Setelah borgolnya terbuka, Ellery langsung berkata, "Ratu kenapa?"

Ratu tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepala dan terus tertunduk.

"Angkatlah kepalamu, Ratu adalah seorang pemimpin," ucap Ellery lembut.

Ratu menjawab pelan, "Aku sudah melakukan dosa besar."

"Bagaimana jika kita memperbaiki dosa tersebut?"

"Dosaku sudah sangat besar!"

"Mari membuatnya kecil." Warga Saweetie mengatakannya.

Hal itu membuat hati ratu tersentuh. "Apa kalian me-memaafkanku?" suara nya terpatah-patah.

"Yaaaa!" ujar warga Saweetie kompak.

"Maafkan aku," tangis ratu semakin menjadi.

"Jangan menangis. Mari kita memperbaiki semua ini bersama. Membuatnya seperti dulu lagi, dengan Ratu Helen sebagai pemimpin kami!" Ellery dengan suara lantang.

"Apa itu masih bisa?"

Lalu sebuah mahkota datang dari tangan seorang rakyat Saweetie, mahkota itu dibawa dengan nampan berselimut kain mewah berwarna hijau pekat di bawahnya, sangat glamor. Mahkota tersebut kemudian diletakkan-nya kembali pada tempat yang sebenarnya, kepala Ratu Helen. Saat itu, suara riuh tepukan tangan terdengar meriah. Tepukan itu adalah isyarat untuk mengungkapkan ucap selamat kepada Sang Ratu.

Momen itu sangat mengharukan, beberapa air mata keluar dari berbagai mata, mata dengan biji yang indah. Mereka menangis haru.

Dari sejak itu, peraturan baru muncul di saweetie, fisik maupun visual tidak akan menjadi penghambat bagi seseorang yang ingin menjadi pemimpin, terpenting adalah bijak dan memiliki kesadaran tinggi terhadap jabatannya, pemimpin. Selain itu, semua jenis kelamin dapat memimpin, baik pria maupun wanita. Keadilan di saweetie semakin membaik, diskriminasi kini terkikis dan menghilang.

EKSOTIS || Pre OrderWhere stories live. Discover now