Rumah

23 11 3
                                    

"SAWEETIE?" kata Ellery.

"Tempat apa ini? Kenapa begitu indah?" Azof terkejut.

Mereka berdua mematung takjub di sana. Ellery heran sekaligus senang berada di saweetie, dia pulang. Di sisi lain, Azof terkejut karena akan keindahan Pulau Berkabut ini. Namun, lamunan itu hanya bertahan sebentar, setelah teriakan mengerikan terlontar dari dalam gua, yang persis di belakang mereka.

"ELLERY! Mau ke mana kamu?!" Tangan Ratu Helen berhasil mencengkeram lengan Ellery, mereka tertangkap.

"Jangan sakiti aku!" Ellery meronta.

"Lepaskan, Ratu Helen!" Azof berusaha untuk melepaskan cengkeraman Ratu Helen dari lengan Ellery.

"Ratu Helen seekor kupu-kupu?" Warga saweetie memandang perkelahian sengit itu.

"Hah? di mana Ratu Helen?"

"Apa pemimpin kita adalah serangga?"

"Um, siapa orang yang berkulit gelap di sana?"

"Mereka bertiga siapa?"

Sontak pasang mata Ratu Helen langsung terarah pada sumber suara, ekspresi wajahnya terkejut bisu, setelah mengetahui bahwa dirinya berada di saweetie. Rahasianya terbongkar, dirinya sebagai seekor serangga terungkap, oleh semua warga yang berada di sana, saweetie.

"Ini tidak seperti yang kalian pikir!"

Warga saweetie hanya diam, tidak menjawab.

Ratu meyakinkan semua rakyatnya dengan berteriak kencang, membuat pandangan semua orang semakin buruk padanya. Dia terlihat sangat kesal, matanya membesar dan terlihat kasar. Kata anggun sudah tidak berlaku bagi dirinya, kini dia sudah terceluk sebagai orang jelek, tidak bermartabat.

"PERCAYALAH!!" MANA MUNGKIN AKU BERBOHONG!! DENGARKAN PERKATAAN KU! PERCAYA PADAKU, DAN SANJUNG LAH AKU KEMBALI! SEPERTI DULU!!"

Rasa jijik dan marah bertambah di dalam hati warga saweetie.

Sadar bahwa tingkahnya berlebihan, sekejap ratu terdiam, menyesali perbuatannya. "Kenapa aku berkata seperti itu?" batin ratu.

"Apa Ratu adalah seekor serangga?" tanya salah satu warga saweetie menyambar, membuat jantung ratu bergerak cepat.

Mendadak, saweetie riuh akan wujud ratu-nya sebagai seekor kupu-kupu raksasa. Warga Saweetie ternganga takjub, baru kali ini, mereka melihat sayap indah melekat pada punggung kecil sang pemimpin pulau.

"Apa kamu tidak akan menjawabnya?" ucap Azof.

"DIAM KAMU!" Ratu Helen meninggikan suara. Sepertinya dia sangat marah, sehingga amarahnya meluap, dan melupakan semua warganya yang menyaksikan.

"Apa itu?" warga saweetie kaget.

"Apa dia benar-benar ratu kita?"

"Ratu Helen?"

"Di mana Ratu yang dulu, tidak seperti ini?"

"Rupanya Ratu Helen adalah orang yang kasar!"

"Dia terlihat ... sangat jelek!"

"Dia sangat sensitif!"

"Jika Ratu kita benar-benar bukan seekor serangga, pastinya dia akan menjawab dengan tenang, menggunakan suara halus-nya yang anggun. Bukan seperti ini!" ucap warga saweetie.

Ratu Helen kehabisan kata, merasa ter-pojok. Dia pun mengepak-kan sayapnya terbang ke atas, kabur dari semua kebingungan. Akan tetapi, dengan begitu semua pertanyaan ter-jawab, mereka menyaksikan sendiri bahwa Sang Ratu menyembunyikan sayap besar, dari balik punggungnya yang kecil nan ramping. Namun, keberuntungan tidak memihak. Tangan Azof dengan sigap meraih tungkai kaki ratu, yang hendak terbang menjauh. Lalu menjatuhkannya pada dataran tanah yang keras. Ratu tersungkur cukup keras, membuatnya melemah dan kehilangan sayapnya, sayapnya menghilang seperti pasir diterpa angin.

EKSOTIS || Pre OrderWhere stories live. Discover now