Seperti dulu

48 29 13
                                    

"Apa Ellery adalah pasangan Azof, Papa?" salah satu warga bertanya.

"Aku tidak tahu, coba tanyakan saja pada Azof," ucap Raja Paulo.

Azof yang mendengar hal itu langsung mengeluarkan kata-kata dari mulutnya, "Aku dan Ellery tidak memiliki hubungan khusus, kami hanya teman."

"Tapi, apakah ada rasa yang tubuh jauh di lubuk hati?" warga yang lain ikut bergabung dalam pembicaraan, dan saling melempar canda-an.

Ketika semua orang mengobrol, tiba-tiba seorang wanita misterius mendekati Ellery. Wanita itu menutupi kepalanya dengan tudung terawang, ia juga memiliki tato kupu-kupu berwarna hijau di lehernya. Ia bertubuh tinggi ramping, berbaju hitam pekat, dan beberapa glitter berjatuhan di bawahnya. Sangat menakjubkan melihatnya dari dekat maupun jauh. Wanita itu mengajak bicara Ellery.

"Kulitmu sangat indah, tetapi aku tidak menyukainya ...,"

Ellery bingung mendengar kalimat itu.

"Alangkah cantik-nya jika aku melihatmu memakai warna putih di kulitmu, kamu akan terlihat sangat cantik jika kulitmu berwarna putih, tidak hitam seperti ini. Apa kamu setuju dengan omongan ku?"

Ellery masih bingung.

"Aku tahu, sebenarnya kamu menginginkan warna lain, bukan?"

"Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?" Ellery bertanya.

"Semua tentang mu, aku tahu." mencoba menggoda Ellery.

"Apa kamu bisa membuatnya ... menjadi putih?" Ellery penasaran. Matanya berbinar, semangatnya meningkat lebih.

"Tentu, hal mudah bagiku. Bahkan jika kamu sudah menjadi putih, aku bisa membuatnya kembali menjadi seperti ini," memanas-i Ellery.

"Caranya?"

"Pergi dan temui aku di dekat sungai, sungai yang terdapat gua di dekatnya." Dalam sekejap ia menghilang.

Setelah itu Ellery me-lamun, dia sangat tertarik dengan ucapan Sang Wanita Misterius itu. Namun, dia juga takut bahwa dia akan dibohongi olehnya, dan malah mendapat hal yang lebih buruk dari sebelumnya. Ellery mencoba melupakan omongan Wanita Misterius, dia ingin fokus pada pesta warga mataya.

Angin semakin dingin, tanda malam yang semakin larut, beberapa warga pulang dan tidur. Ellery juga segera tidur ditempat yang sudah sediakan Ratu Asa. Dia juga mengganti pakaiannya, milik Ratu Asa. Pakaian itu berwarna putih berjenis dress, panjangnya mencapai lutut, sangat pas dipakai Ellery.

***

Malam, saat semua orang tertidur lelap. Seekor serangga bertumbuh raksasa datang. Serangga itu memiliki sayap besar berwarna hijau pekat.  Raksasa itu sebenarnya sangat indah. Akan tetapi, tubuhnya yang terlalu besar membuatnya terlihat sangat menakutkan. Ia merupakan kupu-kupu, yang kebetulan merupakan serangga yang sama seperti dahulu.

Sebenarnya, kupu-kupu itu sudah ada sejak pesta masih berjalan, tetapi sayangnya tidak ada yang melihat. Semua orang terlalu sibuk dengan pesta makan malam dan tidak memperhatikan sekitar. Apa yang kupu-kupu itu lakukan pasti miliki rencana, ia terus bersembunyi dari balik beberapa bambu sampai pestanya berakhir.

Serangga rupa eksotis itu terbang lambat di angkasa mataya, nampaknya berusaha mencari sesuatu. Melihat setiap jendela dengan penuh hati-hati dan seksama. Walaupun memeriksa dengan jeli, tetap saja belum mendapatkannya. Jadi, kupu-kupu tersebut membuat kegaduhan kembali di mataya. Membuat seluruh mataya terbangun dan keluar dari rumah.

Malam yang sunyi pun pecah, rakyat mataya berhamburan ketakutan, berlarian ke sana ke sini untuk menghindar. Berteriak kencang dan membangunkan raja yang tertidur lelap.

"AAAAAAAAA!!!"

"Keributan apa yang terjadi di luar?" ucap Ellery keluar istana.

Terlihat di luar sudah ada Azof beserta ratu dan raja, sedang menenangkan keributan. Mungkin terlihat sangat kewalahan, hampir dari warganya tidak bisa tenang dan terlalu banyak bergerak. Untung saja sang raja sangat bijaksana dan berjiwa pemimpin, dia melindungi semua warga dengan mengumpulkannya menjadi satu, dan menyembunyikannya pada halaman dalam istana.

"Untuk sementara, jangan ada yang keluar. Dan jangan lupakan, bahwa kita harus tetap bersama apa pun keadaannya!!!" imbau Raja Paulo.

Rakyat mataya menganggukkan kepala.

***

Di malam tersebut, semua orang tidak bisa melanjutkan tidurnya. Hati mereka tidak tenang, takut akan teror kupu-kupu yang kembali datang tanpa memberi aba-aba. Mata mereka terus terbuka sampai matahari datang dan bulan berpulang. Selama itu, mereka terus berdiskusi mengenai masalah besar ini. Beberapa solusi bermunculan dari beberapa ide warga mataya, tetapi ide itu tidak efektif dan belum tentu akurat. Alhasil raja dan ratu masih memikirkan solusi-nya, bersama semua warga. Saking fokus-nya berpikir, mereka sampai tidak sadar bahwa matahari sudah terbit mencapai atas, perut mereka juga belum ter-isi apa pun sejak pagi, bahkan seteguk air pun tidak.

"Papa, perut ku terus berbunyi," ucap warga mataya pada Raja Paulo.

"Aku juga."

"Aku juga."

Beberapa warga mengeluh.

"Maafkan aku, aku melupakan perut kalian." Setelah berkata seperti itu, raja menyuruh pelayannya untuk memasak. Memasak dengan ukuran besar, sehingga cukup untuk semua orang.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya masakan pun selesai dibuat. Semua orang makan, termasuk; Ellery, Azof, raja dan ratu.

"Bagaimana ini?" tanya Ellery pada Azof yang duduk di sebelah-nya.

"Semua akan akan baik-baik saja, jangan khawatir," Azof menenangkan Ellery yang terlihat khawatir.

"Jika keadaan terus seperti ini selama beberapa hari, apa persediaan akan cukup untuk memenuhi semua orang?" Ellery takut warga mataya akan kelaparan dan gugur secara perlahan.

"Itu tidak akan terjadi, jangan memikirkan hal-hal yang belum terjadi."

"Ya, aku akan ...." Perkataan Ellery terpotong. Saat Azof tiba-tiba meninggalkannya, dia pergi menghampiri salah satu warga mataya.

Azof melihat ada warganya yang belum mendapatkan makanan, dan memberikan makanannya.

"Ambillah, ini untuk mu," Azof menyodorkan makanan.

"Ini punya pangeran,"

"Sekarang ini punya mu,"

"Tapi pangeran akan lapar," ia khawatir.

"Tidak, pelayan akan membuatkanya lagi. Jadi makanlah."

Akhirnya warga itu mau menerima dan memakannya. Azof kembali duduk disamping Ellery, "Maaf karena meninggalkan mu."

"Tidak apa-apa," ucap Ellery dengan mulut ter-sumpal makanan. "Apa pelayan akan memberi mu makanan lagi?"

"Kurasa tidak, kami sedang menghemat persediaan makanan,"

"Mari berbagi makanan," tawar Ellery.

"Makan saja, jangan cemaskan aku."

"Buka mulut mu," ujar Ellery.

"Sudah, jangan begitu,"

"Ayolah ...," Ellery memohon. "Sepertinya tanganku akan patah!" Ellery bercanda.

Melihat tingkah Ellery, Azof gemas. Dia tidak tega melihat Ellery dan membuka mulutnya. Mereka makan bersama.

EKSOTIS || Pre OrderWhere stories live. Discover now