Anggrek

34 25 24
                                    

Dalam kotak, terlihat satu tangkai bunga anggrek dengan dua cabang merekat. Di setiap cabang, terdapat satu bunga yang tumbuh. Bunga itu memiliki kelopak yang besar dan segar, seperti bunga pada umumnya. Bukan cuma itu, kotak tersebut juga menyimpan sebuah foto sepasang pria dan wanita yang saling berpegangan tangan, sangat mesra dan hangat. Bibir yang tersenyum lebar juga ikut menghiasi foto, terlihat bahagia, yang menarik perhatian adalah, tangan Sang Wanita yang memegang anggrek ungu.

Ellery dan Azof bertanya-tanya, heran tentang bagaimana sebuah bunga dapat bertahan dalam sebuah kotak yang ‘tak terkena matahari. Bahkan, akarnya terlihat kusut mengering. Mereka juga heran, mengapa bunga anggrek itu masih mekar dengan sempurna, sedangkan foto yang mereka temukan sudah usang, menguning. Ditambah lagi, lubang kunci tersebut sudah berkarat, dan beberapa debu merekat erat.

Ellery mengambil bunga itu dengan hati-hati. Takut menggugurkan setiap kelopaknya, dia mengusap lembut, "Bunganya sangat cantik!"

"Aku setuju," ujar Azof. "Tapi, bunga apa itu?"

"Ini adalah bunga anggrek. Bunga yang nyaris punah."

"Wah, kita beruntung bisa melihatnya."

"Ehem."

Lalu angin berembus lembut, menggoyangkan beberapa kelopak bunga. Saat itu juga, keajaiban keluar dari bunga tersebut, melodi. Melodi itu seperti senandung seorang wanita, tetapi tidak terlalu jelas. Melodi-nya seperti keluar dari sebuah alat musik bernama piano, sangat lembut dan ringan. Telinga mereka langsung ter-panah, mereka menikmatnya, walau sebentar.

"Suara itu keluar dari bunga ini kan?"

"Ya, aku juga berpikir seperti itu." Azof menjulurkan tangannya, mengambil foto yang ada di dalam kotak.

Setelah itu, foto bergerak dengan sendirinya, seperti video. Mengerikan, tetapi rasa itu terkalahkan oleh rasa penasaran yang ada. Ellery dan Azof tidak bersuara, mata mereka terlalu fokus untuk melihat, walaupun gambar itu tidak memiliki suara. Mereka mengamati dan memperhatikan hal tersebut dengan benar, takut melewatkan sesuatu yang penting.

Di dalam foto yang bergerak, kedua pasangan itu sangat bahagia. Mereka selalu bergandengan tangan, selalu bersama. Lalu wanita itu mengandung, mereka dikaruniai anak perempuan yang sangat cantik. Berambut lurus bergelombang, serta beberapa glitter cantik menempel di rambut Sang Bayi.

"Seperti aku." Batin Ellery.

Bayi tersebut kemudian tumbuh menjadi anak kecil berusia 2 tahun. Bayi tersebut dicintai oleh semua orang, mendapat banyak dukungan juga perhatian. Lalu kejadian buruk menimpa keluarga tersebut, saat tengah malam di kediaman mereka. Seorang wanita mendekat, wanita muda dan cantik.

"Ratu Helen?" batin Ellery kembali berbicara.

Wanita itu adalah Ratu Helen, penguasa saweetie. Dia mendekati pria dan wanita tersebut, mengayun-ayunkan tangan, dan setelahnya keluarlah sihir. Sihirnya mengubah pasangan tersebut menjadi sebuah bunga anggrek cantik dalam satu tangkai. Akan tetapi, sebelum kejadian itu terjadi, mereka sempat menyembunyikan anak mereka di dekat vas bunga anggrek yang besar, sehingga bayi itu selamat.

Setelah mengutuk Sang Pria dan Wanita, Ratu Helen mengabadikan momen itu dalam sebuah foto, untuk dijadikan kenangan dan menyimpannya dalam kotak, menyembunyikannya dengan rapat-rapat. Setelah itu, foto berhenti bergerak, kembali menjadi semula, hanya ada Sang Pria dan Wanita yang berdiri mematung.

"Apa itu papa dan mama?" ucap Ellery dalam hatinya. Dia hanya bisa melamun.

"Cerita apa itu?" Azof keheranan. Dia tidak tahu dengan wajah-wajah yang ada di dalam foto. Dia juga tidak pernah melihat tentang rambut Ellery yang seperti itu, karena Azof bertemu Ellery setelah Ellery berubah.

Pertanyaan Azof mampu memecahkan lamunan Ellery. "Aku tidak tahu. Tapi ... sepertinya aku mengenal wanita yang mengubah pasangan itu. Dia adalah Ratu Helen, pemimpinku ...,"  Jawab Ellery " ... Dan bayi itu, itu seperti aku. Rambutnya memiliki glitter yang menyebar," tambahnya.

"Dan pasangan itu adalah orang tua Ellery?" tanya Azof.

"Perasaanku juga seperti itu. Tapi jika benar orang tuaku, mengapa mereka dikutuk Ratu Helen? Ratu mereka sendiri? Apa mereka mempunyai kesalahan yang besar?"

"Tanyakan saja pada penyihir, mungkin dia bisa membantu."

"Mari temui dia!" ajak Ellery.

Ellery dan Azof masuk dalam gua, menghampiri Sang Penyihir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ellery dan Azof masuk dalam gua, menghampiri Sang Penyihir. Pintu ruangannya terbuka kecil, karena angin. Di situ mereka melihat penyihir yang tidak menggunakan tudung. Mukanya terlihat jelas, walau dilihat dari jauh. Penyihir itu memiliki wajah dan rambut yang sama seperti Ratu Helen.

"Ra ...," Ellery langsung menutup mulutnya. "Apa yang sedang dilakukannya di sini?" batin Ellery.

Dalam ruangan, Ratu Helen sedang asyik membuat ramuan ajaib, entah ramuan apa itu. Dia terlihat senang, hingga bersenandung kecil bersama kupu-kupu miliknya. Dia menari, berputar, dan melihat pintu ruangan-nya yang terbuka. Seketika tarian-nya terhenti, dia berjalan ke depan, ke arah pintu.

"Siapa yang membuka?!" terlihat marah, tetapi tidak bersuara keras. Setelah menutup pintu, dia masuk kembali.

"Syukurlah." Serempak Ellery dan Azof. Mereka bersembunyi di balik rak besar.

Ellery dan Azof tidak bergerak sedikit pun, mereka juga berusaha tidak membuat suara keras.

"Apa sebenarnya Ratu Helen itu jahat? Dialah yang mengubah ku menjadi gelap seperti ini, dan dia juga lah yang membuat mama dan papa menjadi anggrek," gerutu Ellery.

"Tapi kenapa penyihir atau yang kamu sebut Ratu Helen itu melakukannya?" tanya Azof.

"Tidak tahu. Aku senang mama papa ditemukan, tapi aku juga sedih, mereka sudah tidak ada." menatap bunga itu, yang sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam kotak.

"Aku ada di sini, jangan sedih." Azof menepuk pundak Ellery.

Memikirkan hal tersebut, emosi Ellery memuncak. Namun, dia tidak bisa memuntahkan amarahnya pada Sang Ratu, dikarenakan satu permohonan lagi yang belum terucap, dan karena sang penyihir yang merupakan ratu saweetie, pemimpin pulaunya. Tidak dapat berbuat apa-apa, Ellery berlari keluar dalam keadaan menangis. Dia menari indah di luar gua, ditemani riuh-nya air sungai dan kepak-an sirip ikan.

Azof merasa cemas, menyusul Ellery tanpa bertanya sedikit pun. Dia menghormati tarian Ellery, dia tidak menghentikannya. Karena Azof tahu, bahwa dengan menari, kesedihan yang gadis cantik ini rasakan akan larut bersama ketukan alunan-nya.

EKSOTIS || Pre OrderWhere stories live. Discover now