TENTANG BUNGA

101 6 0
                                    

Dia BUNGA yang begitu cantik dan anggun,
dia cahaya yang sungguh terang yang membawa pemuda itu ke jalan yang tepat dan benar.

Matanya seindah aurora,
memancarkan cahaya yang tenang,
Mereka saling ketawa dan bermesra seakan dunia ini milik mereka berdua.

Namun senyuman BUNGA makin menjauh dan jauh, akhirnya ia lesap,
namun pemuda itu tetap dan masih mengejarnya kerna CINTA.

Di saat jalan telah buntu BUNGA muncul, BUNGA masih lagi tersenyum,
namun senyum itu bukan buat dirinya lagi, BUNGA bersama kekasihnya yang saling mencintai.

Mereka saling bertentangan mata,
tetapi lidah mereka kelu seakan terikat dari bicara, lalu BUNGA meneruskan perjalanan bersama cintanya tanpa melihat ke belakang dan segala memori seperti sekilas angin yang serasa nyaman seketika.

Perasaan kecewa dan hiba bermain di fikiran, matanya kuyu, menoleh dan berjalan ke arah berlawanan dalam keadaan bahunya menunduk ke tanah.

Dia akur yang BUNGA itu bukan buat dirinya, kerana terlalu berharap dia hilang tuju dan petunjuk, namun tetap dia mengharapkan keajaiban yang akan menyatu buat mereka.

Malangnya ini bukan kisah cinta yang ada dalam buku, ia tidak seromantis dan seindah yang dia harap, dia terus menanti jawapan dari ilahi dan akhirnya menderita dan tidak berdaya, dia ingin meluahkan isi hatinya yang gundah tetapi mulutnya tertutup rapi seakan diikat dan tanpa dia sedari, tangannya telah menulis berjuta rangkap puisi.

Sang pemuda itu mengharapkan BUNGAnya semerbak kasturi namun ia hanyalah ilusi, hatinya yang mudah rapuh membungkam mulut dan hati.

Kadang cinta itu bisa membunuh dan itulah yang terjadi kepadanya, CINTA sememangnya wujud dan ada. CINTA itu umpama BUNGA yang masih belum mekar, ia akan mekar pada hari dan masa yang tepat. Apabila ianya mekar maka baunya akan terbebas, bau itu adalah harapan yang melihatkan kejujuran buat dirinya. Sayangnya kasturi itu bukan miliknya, melainkan duri itu sendiri.

SURIAWhere stories live. Discover now