Entah mengapa ujian ini semakin bertubi-tubi. Aku lelah!
---
Beberapa meter sebelum tiba di tempat Dahlan, hujan kembali menerpa. Kami menerobos. Terlalu tanggung untuk singgah lagi. Alhasil, kami tiba dalam kondisi setengah basah. Tiara terbangun gara-gara percikan air yang jatuh ke wajahnya, meski sudah kupayungi dengan telapak tangan. Tempat Dahlan berupa rumah kecil yang disediakan khusus oleh Pak Bahar untuk karyawannya yang berasal dari luar kota. Dahlan menempati rumah itu bersama kedua temannya yang masing-masing berasal dari Soppeng dan Sinjai. Seorang lelaki berbadan tinggi kurus hadir membuka pintu setelah Dahlan mengetuk berkali-kali. Garis-garis bantal terlihat jelas di wajah lusuhnya. Mata yang awalnya terbuka setengah, mendadak membola saat melihatku. Dahlan hanya tersenyum datar melihat ekspresi temannya, seolah berkata: nanti kujelaskan.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, di Wattpad bab 11 dan seterusnya hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan nasib Ibu selanjutnya, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
YOU ARE READING
TIARA (Bukan Anak Pelacur) [SEGERA TERBIT]
General Fiction[Segera Terbit dan akan tersedia di Gramedia seluruh Indonesia] Ridho Allah adalah ridho ibu. Tiara tidak pernah menyangsikan kalimat itu. Hanya saja ... apakah juga berlaku untuk ibunya yang seorang pelacur? Setelah mengetahui masa lalu ibunya, Tia...