Tidak selamanya kenangan harus disimpan. Jika memang untuk kebaikan, tidak apa-apa melepasnya.
---
Ketika aku mulai tertidur, tiba-tiba dikagetkan oleh suara tangis Tiara yang tak seperti biasanya. Aku tersentak setelah memeriksa kondisinya. Badannya panas banget. Aku jadi panik. Ini pasti efek didera angin malam dan hujan waktu itu. Aku berlari keluar untuk mencari obat. Tapi tengah malam begini tidak ada warung yang buka di sekitar sini. Bila harus mencari lebih jauh lagi, aku khawatir meninggalkan Tiara sendirian. Aku juga tidak mungkin menggendongnya, ikut keluyuran mencari obat tengah malam begini. Hal ini membuatku bingung.
"Kenapaki, Bu?" tanya seseorang dari rumah sebelah, setelah melihatku mondar-mandir di teras.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, di Wattpad bab 11 dan seterusnya hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan nasib Ibu selanjutnya, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
YOU ARE READING
TIARA (Bukan Anak Pelacur) [SEGERA TERBIT]
General Fiction[Segera Terbit dan akan tersedia di Gramedia seluruh Indonesia] Ridho Allah adalah ridho ibu. Tiara tidak pernah menyangsikan kalimat itu. Hanya saja ... apakah juga berlaku untuk ibunya yang seorang pelacur? Setelah mengetahui masa lalu ibunya, Tia...