Bab 14

26 6 0
                                    

===== WARNING!!! =====

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

===== WARNING!!! =====

⛔ DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA INI UNTUK DIPUBLIKASIKAN ULANG DI TIKTOK, INSTAGRAM, YOUTUBE,
ATAU PLATFORM LAINNYA! ⛔

==================================

Yugi memacu mobilnya dengan segera menuju rumah sakit tempat Mala akan melahirkan. Ia benar-benar tidak ada pilihan lain saat ini selain menemani Mala menghadapi proses persalinannya. Meski begitu, pikirannya masih ada pada Aisha. Ia sangat jarang melihat istrinya itu menangis.

"Maafin aku, Sayang. Secepatnya aku akan kembali ke sana." ucap Yugi yang terus fokus pada jalanannya.

Tak berapa lama, ia tiba di rumah sakit. Dengan tergesa, ia berlari menuju ruang rawat dan menemui ibu mertuanya.

"Ah, syukurlah kamu sudah datang, Yugi." ucap Mama yang terlihat lega melihat kedatangan Yugi. "Mala mencarimu terus. Dia sedang di dalam menunggu bukaan. Kamu temani dia, ya? Mama mau telepon dulu sebentar." Ia mengusap punggung Yugi yang sudah dianggapnya seperti putra kandungnya.

Yugi mengangguk. "Iya, Ma. Terima kasih. Aku ke dalam dulu lihat Mala, ya." pamitnya yang segera diangguki ibu mertuanya itu.

Dengan langkah pelan, Yugi memasuki ruang rawat Mala. Wanita itu terlihat sedang menahan mulas pada perutnya.

"Hei, aku udah di sini. Sakit, ya?" tanya Yugi sambil menarik bangku ke sisi brankar Mala.

Mala memejamkan matanya kesakitan dan tangannya terus mencengkeram selimut yang membalut tubuhnya. "Sakit banget, Mas." teriaknya tertahan.

Yugi meraih tangan Mala dan menggenggamnya dengan erat untuk menguatkan wanita itu. "Tahan sebentar lagi, ya? Setelah ini kita udah bisa melihat Gema, kan?" ujarnya berusaha menenangkan Mala.

Mala mengangguk meski rasa sakit itu begitu menyiksanya.

Yugi menunduk sejenak. Seandainya yang menjalani proses persalinan ini adalah kamu, Sayang. Aku pasti bahagia. Bahagia sekali. ujarnya lirih dalam hati.

Mala berusaha mengatur napasnya. Peluh telah keluar di sekitar keningnya.

"Apa ada yang bisa aku lakuin buat kamu, Mala? Mungkin untuk meredakan rasa sakitnya?" tanya Yugi bingung.

Mala tidak menjawab. Ia terus merasa kesakitan. Wajahnya semakin terlihat memucat. Butiran keringat yang keluar pun semakin banyak terlihat.

Argh! Kenapa ngelihat dia begini, gue jadi mau nangis sekarang? batin Yugi lagi dengan wajah yang kembali menunduk. "Hm, Mala ... Aku tahu kamu calon ibu yang hebat untuk anakmu, maka dari itu, kamu harus bisa bertahan sampai kamu melihat Gema, ya?" ujarnya dengan tetap menggenggam tangan Mala erat.

Mala menggeleng kuat. "Aku nggak tahu, Mas. Rasanya sakit banget. Aku nggak yakin akan mampu menjalani ini." ucapnya lirih dengan napas yang tersengal. "Aarrrghh, Maaas! Sakit! Perutku sakit, Mas!" ia mencengkeram kuat tangan Mala.

Behind The Secret | MYG - END (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now