Bab 18

24 4 1
                                    

===== WARNING!!! =====

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

===== WARNING!!! =====

⛔ DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA INI UNTUK DIPUBLIKASIKAN ULANG DI TIKTOK, INSTAGRAM, YOUTUBE,
ATAU PLATFORM LAINNYA! ⛔

==================================

Keesokan harinya di vila, Vero sedang duduk di ruang keluarga bersama seseorang yang dipanggilnya ke sana. Seseorang yang dipercaya olehnya sejak beberapa bulan lalu untuk menangani Aisha sebagai pasiennya. Hoshe.

Hoshe salah satu dokter onkolog yang dikenal Vero dari salah satu relasinya. Dia adalah dokter terbaik di bidangnya dan sudah sering menyembuhkan pasien dengan riwayat kanker. Saat Aisha divonis dengan kanker ovarium, Vero merekomendasikannya untuk datang kepada Hoshe.

Vero yang tidak selalu berada dalam jarak dekat dengan Aisha selama ini, selalu mendapat perkembangan keadaan Aisha dari Hoshe. Oleh karenanya, ia selalu tahu saat kondisi Aisha menurun drastis.

"Maaf, tiba-tiba memanggilmu ke sini, Dok. Aisha nggak bisa keluar dulu dari sini sampai nanti hari keberangkatannya." ujar Vero pada Hoshe.

Hoshe mengangguk. "Tidak masalah. Aku ngerti, kok. Dia memang sangat membutuhkan ketenangan. Dia nggak baik-baik aja sejak awal ketemu denganku. Mungkin kalau nggak ada pikiran yang mengganggunya, keadaannya bisa lebih cepat pulih. Namun, semuanya terlalu rumit. Pikirannya membuat keadaannya semakin menurun."

"Iya, Dok. Dia benar-benar menahan semuanya sendiri. Berbulan-bulan dia memendam rasa sakitnya, bersandiwara seolah semua baik-baik aja, dan menyembunyikan kenyataan dari kakak beradik itu."

"Ya, kamu benar, Vero. Dia terus mencoba menyembunyikan semua yang dia tahu dari Kugi. Dia nggak mau Kugi sampai tahu tentang kakaknya dan membencinya, tapi akhirnya Kugi tahu dengan sendirinya juga."

Vero mengangguk. "Lalu bagaimana kondisi Aisha belakangan ini, Dok?"

"Kalau aku boleh jujur, keadaannya parah, bahkan sangat parah. Aku nggak menyarankannya untuk mempertahankan kandungannya. Fisiknya nggak sekuat itu. Dia akan merasa kesakitan berkali lipat, dan lagi, itu akan sangat membahayakan dirinya. Tapi seperti yang kamu tahu, Aisha orang yang keras kepala. Dia memilih unutk mempertahankan kandungannya dari pada memikirkan kondisinya." Hoshe menatap Vero.

"Karena dia sangat mengharapkan kehamilan ini, Dok. Dalam benaknya, dia selalu ingin membahagiakan suaminya. Jujur aja, ini juga sangat menyakitiku. Aisha itu sahabatku. Aku jarang melihatnya menangis, tapi sekali aku melihatnya, rasanya perih sekali." Vero membuang napas pelan. "Dia sangat mencintai suaminya, tapi hatinya patah saat mengetahui suaminya justru menghamili wanita lain."

"Ya, aku bisa melihat dari matanya. Ada luka di sana. Dia memiliki hati yang sangat kuat. Mungkin kalau wanita lain, udah nyerah saat tahu suaminya sibuk dengan wanita lain." Komentar Hoshe dengan tatapannya yang menerawang.

Behind The Secret | MYG - END (SUDAH TERBIT)Onde histórias criam vida. Descubra agora