02; Adrian, The Brain

34 1 0
                                    

ꟷ Adrian

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

ꟷ Adrian


Buku adalah jendela dunia. Itu yang biasa orang-orang bilang tentang buku. Sedangkan bagi gue, buku adalah teman yang bisa membuat gue bermimpi.

Bermimpi jadi penyihir misalnya. Ninggalin negara yang serba nggak adil ini dan hidup sambil mengantongi tongkat sihir dengan ratusan rapalan mantra yang bisa mempermudah hidup.

Bisa juga bermimpi jadi seorang ilmuan yang meneliti ribuan virus dan antivirusnya. Siapa tahu salah satunya gue bisa menemukan antivirus penyakit malas. Biar bisa gue cekokin ke dua orang yang tiada hari tanpa membuat gue pusing karena

kenapa sih susah amat buat belajar?

Minimal ngerjain PR.

Yang bikin gue nggak abis pikir adalah dua orang iniꟷsebut saja bule koplok dan sultan jawaꟷnggak pernah serius buat belajar, tapi tiap ada ulangan nilai mereka selalu berhasil di atas KKM.

Seperti bocah ajaib.

Gue dari dulu curiga kalau mereka ini jampi-jampinya kuat.

Datengin Pak Kyai atau Dukun yang mana ya.

Terlepas dari itu, gue jadi mikir. Apa hidup gue ini memang isinya nggak berhenti bekerja? Sekalipun di waktu gue harusnya istirahat, anehnya malah muncul rasa bersalah karena muncul suara gaib di kuping gue,

"Kenapa lo malah santai-santai? Lupa ya kalau lo itu sandaran Emak dan adik-adik?"

Karena itu, gue jadi terbiasa untuk belajar. Yah, gimana pun juga yang bisa gue lakuin sekarang sebagai anak sekolah ya cuma belajar.

Mau cari kerja pun sulit di posisi gue sekarang. Negeri Konoha ini kebanyakan loker bodong yang begoin anak sekolah seperti gue. Berkedok uang pangkal buat administrasi dan seragam kerja, malah berakhir uangnya dibawa kabur.

Atau mungkin gue buka les privat aja? Berhubung kemampuan gue adalah belajar.

Jujur aja terkadang gue iri sama Juni dan Rayyan. Udah kaya dari lahir, nggak perlu pusing mikir ongkos ke mana-mana, nggak perlu nahan jajan kalau nggak laper banget, tapi yang paling gue iri adalah mereka bisa santai ngejalanin hari tanpa mikirin orang lain.

Cukup mikirin diri sendiri.

Dan itu juga yang nggak gue punya di diri gue.

"Laper. Jun, melipir Mekdi dong. They have Japan special menu this month."

Baru juga gue rasa-rasa, si bule koplok Rayyan dengan perut karung langsung berkicau kelaperan. Padahal beberapa jam yang lalu baru makan siomay, batagor tambah cimin penuh cabe bubuk.

Gue menutup buku bersampul putih bertuliskan Agatha Christie tercetak dengan huruf sambung itu dan meletakkannya di jok. Tangan kiri gue terulur mendaratkan sebuah jitakan di kepala Rayyan sambil memajukan badan gue untuk menyembul di antara jok depan mobilꟷdi mana Rayyan dan Juni duduk.

KKM: Kembara Kembar MicinTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon