07; Si Adrian

20 2 0
                                    

"Drian, balik warkop dulu, nggak?"

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Drian, balik warkop dulu, nggak?"

Panggilan Juni membuat Adrian menoleh kemudian menggeleng. Tangannya sibuk memasukkan buku ke dalam tas kemudian mencangklongkan ke bahu.

"Bantuin Varsha ngerjain tugas makalah, abis itu ngelesin. Duluan ye, Jun," jawab cowok itu sebelum bangkit dari kursinya dan mengangkat tangannya untuk melambai pamit pada Juni.

Di waktu yang bersamaan Rayyan masuk ke dalam kelas dan menengok ke arah Adrian. "Mau ke mana?"

"Ada jadwal les plus jadi bucin," sahut Juni sambil beranjak bangun dan melemparkan tas Rayyan pada pemiliknya.

"Ayo, balik. Mau warkop dulu apa nggak?" lanjut cowok itu sambil menoleh menunggu cowok di depannya menjawab.

"Gas warkop." Rayyan mencengir sambil menyampirkan tasnya ke bahu sebelum keduanya menyusuri koridor sekolah.

Dua pasang kaki panjang itu melewati koridor yang sudah mulai sepi dengan satu cowok sibuk dengan ponsel dan satu cowok lagi asyik memainkan kunci mobil di jari.

"Gue lihat-lihat, Adrian sejak being Varsha boyfriend sekarang super busy," celetuk Rayyan sebelum memasukkan ponsel ke saku celana.

juni hanya berdeham panjang kemudian mengangguk.

"Padahal si cewek duluan yang confess to him. Is Adrian act like she fell first, he fell harder? Just like a bunch of novels he read," lanjut Rayyan sambil sesekali menyibakkan rambutnya yang terkena angin.

"Bisa jadi," tanggap Juni seadanya.

"We knew right, Varsha emang cakep, sih. Her eyes so belo. Even her body too thin, for me. Let me tell you, Jun. Erthalana's body was hotter." Rayyan berucap kegirangan begitu ia menyebut nama Erthalana.

Membuat Juni menaikkan sebelah alis dan mendecih. "Hotar hoter hotar hoter. Naksir lo, ya?"

"Nahhh. I just adore her," jawab Rayyan sembari terkekeh.

"Cewek tuh terlalu berharga buat dipacarin, Jun. I don't wanna hurt them. I rather date with my mom for now, the one that I want to take care of," lanjutnya kemudian tersenyum menampilkan lesung pipinya.

"Yaelah gaya lo, Yan Yan. 'Kan ada Papa," ledek Juni membuat Rayyan mengedikkan bahu.

"Tetap aja. Keluarga asli gue 'kan cuma My Mum," kata Rayyan sebelum berlari mendekati warung kopi yang tinggal berjarak dua meter di depannya.

Warkop Bang Kemal. Basecamp nongkrong Juni, Adrian, Rayyan sejak kelas sepuluh dan kebablasan sampai sekarang.

"Yo! Wassup, Bang Kemal. Rayyan's here, kayak biasa, ya." Rayyan mengangkat satu lengannya tinggi-tinggi menyapa si pemilik warung dengan cengiran lebar.

KKM: Kembara Kembar MicinWo Geschichten leben. Entdecke jetzt