What Did You Do?

2.8K 423 19
                                    

March 12

"Iya, menurut lo aja lah. Gue kira tuh dia yang cool atau gimana gitu, ternyata... agak-agak."

Syira sibuk mondar-mandir di kamarnya karena memang sudah janji pada Mama untuk membereskan kamar yang sudah mulai terlihat tak nyaman untuk dijadikan tempat istirahat itu. Karena terlalu sibuk dengan urusan skripsi dan sering menginap di apartemen, Syira jadi lupa mengurusi kamarnya di rumah. Merasa tidak mampu melakukannya sendiri, Syira pun mengundang Mayang untuk datang dengan iming-iming dibuatkan kue kering setoples.

"Tapi tetep ada sisi cool-nya gak?" Tanya Mayang yang kini sudah mulai terduduk di kasur Syira karena kelelahan. "Gitaris gitu."

"Ya, kalau di panggung keren banget sih, May." Ujar Syira seraya menguncir ulang rambutnya, "tapi ya beda banget aja sama di backstage."

Mayang tertawa kecil, "Bagus deh kalau gitu, berarti Bayu gak dapet saingan baru kan?"

"Hahaha," Syira balas tertawa lebih keras, "enggaak."

Bersamaan dengan itu, Syira teringat sesuatu. Ia sudah janji pada Jae dan teman-temannya untuk menjadi 'tour guide' mereka di kampus. Sebenarnya Syira malas, ia yakin ini pasti hanya keisengan Jae--iya, dia yang memohon--apalagi Aldebaran alias Ale itu kan sebenarnya asli Depok, untuk apa juga mereka harus minta Syira jika ada Ale? Meski bukan mahasiswa disana, Syira yakin pasti Ale sudah beberapa kali mampir dan tau ini ada dimana atau itu ada dimana.

"Besok lo ke kampus gak, May?"

"Iya, mesti ke dosbing, biasa." Jawab Mayang seraya meletakkan setumpuk majalah di coffee table yang kosong. "Kenapa?"

"Gue takut besok diapa-apain deh."

"Diapa-apain sama siapa?"

"Besok gue diminta nemenin anak Enamhari keliling kampus."

"Hahahaha." Mayang tertawa keras, "Gakpapa, diapa-apain sama anak band mah enak."

"Salah gue ngomong sama lo ya, dasar ular."

"Ular paling setia sedunia, kan."

Syira hanya bisa tersenyum mendengar kata-kata temannya itu, karena ya, memang benar begitu adanya. Segalak-galak dan sekeras apapun kepala Mayang, dia dan Kenzo terbilang belum pernah menemui masalah serius selama berpacaran karena keduanya terbilang setia.

Kadang Syira iri... kadang Syira bingung kenapa ia harus dikaruniai hati yang mudah menyayangi seseorang--ya, menyayangi yang seperti 'itu', entah bagaimana menjelaskannya.

"...berarti Bayu gak dapet saingan baru kan?" Yah, semoga saja tidak.

Lamunan singkat Syira tiba-tiba saja dipecahkan oleh tepukan di bahunya, ternyata Kenzo.

"Udah belom, beres-beresnya?" Tanya Kenzo sambil menatap sekeliling kamar, "Kalau udah, ke bawah aja, Mama bikin kue tuh."

"Kok nggak lo yang bikin, Syir?" Tanya Mayang seraya berdiri dan berjalan menghampiri Kenzo, tangan isengnya pun langsung meraih telinga Kenzo untuk sekedar menjewernya pelan. Kenzo seperti biasa hanya diam dan membalas dengan jeweran yang lebih tidak niat.

"Ya, Mama bikin kue apa, bukan kue kering kan?"

"Bukan, bolu pisang." Jawab Kenzo langsung. "Emang Syira mau bikin kue kering?"

"Buat aku doang sihhhh, bayaran bantuin beresin kamar si non."

"Sekali lagi panggil non, gak jadi gue bikinin ya, May. Biarin aja lo capek sia-sia." Ujar Syira dengan nada serius sementara ia sibuk merapihkan sudut belajarnya.

Around HerWhere stories live. Discover now