Chapter 1 (Introduction)

164 4 7
                                    

Pagi itu di tahun 2046 Hiru masih tertidur pulas dikamar nya, kamar yang cukup besar untuk ditempati hanya satu orang saja, tapi kamar itu terasa sempit karna banyak sekali alat alat penelitian Hiru yang tergeletak disana, hiru memang orang yang cerdas, dia bisa membuat sendi Kiri alat dan persenjataan yang biasa dia pakai, mungkin bakatnya menurun dari ayahnya, karena ayah Hiru dulunya adalah seorang ilmuan yang genius.

Waktu sudah menunjukan pukul 9 pagi saat itu Hiru masih terlelap dalam tidurnya dan tiba-tiba terdengar suara alarm yang cukup keras dari jam Hiru, suara yang bisa membangunkan siapa pun dari tidurnya jika mendengar itu.

Hiru terbangun dengan setengah sadar, kemudian dia mematikan alarm dari jamnya itu, dan begitu terkejutnya dia ketika melihat jamnya sudah pukul 9 pagi padahal dia memiliki janji untuk bertemu teman-temanya pukul 10 pagi.

"Wah gawat sudah jam 9!!, aku akan terlambat menuju tempat berkumpul"

Hiru segera bangun menuju kamar mandi dan bergegas untuk bersiap-siap, dia menggunakan baju favoritnya yaitu setelan kemeja hitam dan tak lupa dia pun selalu memakai body armor berwarna hijau.

Body armor ialah sejenis rompi pelindung anti peluru ditahun ini, namun ditahun 2046 pelindung anti peluru itu sudah mengalami banyak perubahan, bentuknya pun bervariasi ada yang masih seperti rompi seperti yang hiru buat dan dipakainya saat ini, ada juga yang berbentuk seperti sebuah jaket seperti yang digunakan Pasukan tentara militer negara dan pasukan White Order saat ini, armor ini lentur dan kuat karena ditahun 2046 ini manusia sudah menemukan teknologi baru yang bisa memadatkan cahaya menjadi sebuah baju pelindung.

Tak lupa diapun selalu memakai alat seperti earphone yang dia pasang ditelinga sebelah kirinya sebagai alat untuk berkomunikasi dan diapun memakai sepatu buatannya yang dapat meningkatkan kecepatan, di sepatunya terdapat semacam pendorong roket kecil yang dapat dia kendalikan dengan sensor suara.

Setelah semua perlengkapan yang dia pakai sudah siap dia memasukan barang yang akan dia bawa kedalam tas ransel miliknya, kali ini barang yang dia bawa agak sedikit berbeda, ada semacam dua buah jam tangan, satu cicin, satu benda seperti kancing baju dan satunya lagi benda berbentuk seperti bola, entah apa fungsi benda-benda itu yang jelas Hiru lah yang membuat semua itu, lalu setelah selesai berkemas Hiru pun segera turun untuk menemui ibunya.

Pagi itu ibu Hiru sedang berada di dapur, seperti biasa dia sedang menyiapkan makanan untuk Hiru, tapi dia mendengar suara langkah kaki yang menuruni tangga dengan sangat terburu-buru.

"Sudah mau brangkat nak ?"

Terdengar suara ibu hiru dari arah dapur. Meskipun sudah berumur 46 tahun tapi ibu Hiru masih terlihat cantik dengan rambut yang agak bergelombang sepanjang pinggang dan memiliki senyum yang lembut, senyum yang menggambarkan kasih sayang yang teramat dalam terhadap anak satu satunya.

"Iya bu"

"Kamu harus hati-hati nak, jika hari ini kamu merencanakan membantu pasukan militer untuk melawan pasukan White Order lagi, ibu sangat merasa khawatir Hiru"

Ekspresi yang sangat khawatir terlihat dari wajah ibunya, tapi sambil memeluknya Hiru mencoba untuk meyakinkannya agar ibunya tidak merasa khawatir lagi.

"Tenang saja bu aku tidak akan kenapa-kenapa, ibu tau kan armor ku ini tidak akan tertembus peluru kecuali jika mereka memiliki teknologi terbaru yang lebih bagus dari ini"

"Walaupun begitu tetap saja ibu khawatir, semoga saja mereka tidak memiliki teknologi seperti itu ya"

"Semoga saja bu"

Hiru mengatakan itu sambil tersenyum, dia membuka tas ranselnya kemudian Hiru mengeluarkan suatu benda yang menyerupai kancing baju tapi memiliki tombol ditengahnya.

SwitchOnde as histórias ganham vida. Descobre agora