Chapter 7 (A Difference)

32 1 0
                                    

“Maafkan Ibu, Ibu harus meninggalkanmu lebih dulu”

“Maafkan aku, aku tidak bisa menjaga teman-teman yang lain”

“Pergilah aku percaya kau akan mampu merubah sejarah dan menyelamatkan orang-orang yang kau sayangi, Hiiaaaaaahhhhh... [Shield]”

“Tidaaaaaaakkkkk”

Suara teriakan yang sangat keras membuat keheningan pagi itu tiba- tiba menghilang, lalu dengan segera seseorang wanita paruh baya didalam sebuah rumah itu berlari menghampiri suara tersebut.

“Niel... Niel... bangun...”

Suara dari seorang Wanita tua  sambil menggoyangkan badan Niel yang masih tertidur sambil terus berteriak.

Sesaat kemudian teriakan Niel terhenti, dan dia pun terbangun dengan nafas yang tidak beraturan.

“Niel apa kau mengalami mimpi itu lagi?”

Wanita tua itu bertanya kepada Niel dengan suara yang sedikit khawatir.

“Iya nek, entah kenapa akhir-akhir ini mimpi itu selalu muncul, disana aku melihat seorang wanita yang begitu menyayangi ku, lalu seorang pria dan wanita muda yang sepertinya seumuran dengan ku. Tapi yang paling membuat ku takut mereka semua mati didepan ku”

Niel menerangkan kejadian itu dengan nafas yang masih terengah-engah.

“Mungkinkah itu adalah ingatan mu dari masa lalu?”

“Entah lah nek, tapi yang jelas aku sama sekali tidak ingin mengalami kejadian seperti itu dalam hidup ku”

“Semoga saja itu hanya sebuah mimpi buruk mu”

Dengan senyumannya yang ramah wanita tua itu mencoba untuk menenangkan Niel sambil menyentuh kepalanya.

“Bukankah sekarang sudah waktunya berangkat ke kota untuk berjualan bunga – bunga itu?”

“Aku sampai lupa jika hari ini aku harus berangkat ke kota, baiklah nek, aku akan segera bersiap-siap”

“Nenek juga akan menyiapkan sarapan untuk mu”

Keduanya  meninggalkan kamar Niel dan  kembali mengerjakan kegiatannya masing-masing.

Setelah semuanya selesai, Niel pun bersiap untuk berangkat ke kota dengan menggunakan mobil bak tua yang dibelakangnya banyak dipenuhi oleh bunga yang siap dijual.

Niel tinggal dengan seorang nenek  di  sebuah rumah sederhana terletak di sebuah desa yang berjarak sekitar 5 jam perjalanan dari kota tempat biasa dia berjualan bunga, setiap satu minggu Niel akan kembali kerumah itu untuk mengambil stok bunga baru dari perkebunan bunga milik wanita tua yang tinggal bersamanya itu.

Sesampainya di kota setelah melakukan perjalan selama lima jam Niel segera menurunkan barang- barang bawaan nya yang ada di dalam mobil bak tua itu dan segera memasukannya kedalam tokonya, lalu kemudian dia merapihkan bunga – bunga itu di etalase toko miliknya.

“Tok...Tok... Tok..”

Tapi sebelum dia selesai merapihkan semua barang-barang nya, ada seseorang yang mengetuk pintu toko yang terbuat dari kaca itu, Niel segera menghampirinya, dan disana terlihat seorang wanita  cantik berkuncir rambut  seperti buntut kuda.

“Maaf toko ini belum buka, ada beberapa barang lagi yang masih harus aku bereskan”

Niel sedikit berteriak karena memang pintu yang masih dia kunci dengan rapat.

“Bolehkah aku membantu mu, sepertinya kau terlihat sedikit kerepotan”

Kata wanita itu dari luar sambil jarinya menunjuk kearah beberapa bunga yang memang masih terlihat berantakan.

SwitchWhere stories live. Discover now