Chapter 6 (A Truth) Part 2

44 2 0
                                    

Wanda yang panik segera berlari keluar dari rumah Hiru, tapi sebelum dia melakukan itu tiba tiba-tiba seseorang keluar dengan terburu-buru dari dalam ruangan tempat mesin waktu itu disimpan.

"Wanda!, ada apa? Kenapa kau berteriak?"

Hiru juga terlihat panik sangat panik saat mendengar Wanda berteriak, karena takut terjadi apa-apa padanya, langkah Wanda pun terhenti saat melihat Hiru keluar dari ruangan itu.

"Dasar Bodoh aku kira sesuatu terjadi pada mu!, jangan membuat ku khawatir"

"Khawatir? sejak kapan kau menghawatirkan ku?"

Wanda berjalan mendekati Hiru, dan lagi sebuah pukulan keras mendarat diperut Hiru, Buukkkk!!...

"Aaa... Kau ini kenapa Wanda ?"

"Syukurlah kau tidak apa-apa"

"Memangnya aku kenapa ?"

"Sudahlah tidak usah dibahas"

"Dasar aneh, tapi coba lihat kesini Wanda"

Hiru menarik tangan Wanda masuk kedalam ruangan mesin waktu itu, dan disana sudah terlihat jika mesin waktu itu sudah berbeda dari desain prototype milik ayahnya.

"Lihatlah, mesin ini sudah selesai ku buat, dan mesin ini bisa dinaiki oleh dua orang"

"Dua orang? memang kau ingin pergi dengan siapa?"

"Aku ingin pergi dengan wanita aneh yang selalu memukulku"

"Apa maksudmu itu aku lagi?"

Wanda mengerutkan dahinya sedikit seakan dia merasa tersindir oleh panggilan yang Hiru berikan.

"Memangnya ada yang lain lagi?"

"Bukanya kau yang dulu selalu melarang ku untuk membantumu? tapi kenapa sekarang kau justru meminta ku untuk ikut kembali ke masa lalu?"

"Karena kau lah yang membuat ku bisa sampai di titik ini"

"Kalau aku menolak?"

"Sayangnya aku yakin kau tidak akan menolak"

"Hmmmm... dasar bodoh, kapan kita akan berangkat?"

"Kita akan pergi hari ini, tapi setelah aku mempersiapkan semua lalu berbicara dengan orang tua mu untuk meminta ijin"

"Baiklah"

***
Alarm berbunyi di ruang pemantauan di markas White Order sesaat setelah ke dua orang yang mengawasi Hiru tadi telah tidak sadarkan diri, dengan segera salah seorang anggota tim pengawas khusus yang sedang berada di ruangan itu berlari ke ruangan khusus jendral Smith, Teeettt..., suara bel yang di tekan oleh prajurit khusus itu sebelum masuk ke ruangan jendral Smith, dan dengan segera pintu terbuka secara otomatis.

"Ada masalah apa?"

Tanya jendral Smith yang seolah tau jika sesuatu masalah sedang terjadi.

"Dua orang pasukan pengawas rumah Hiruma telah hilang kontak dengan kita"

Suara senyuman terdengar dari balik topeng jendral Smith ketika mendengar itu, sebelum di akhirnya dia melepaskan topengnya, dan terlihat jelas tatapan mata yang sangat tajam dari jendral Smith.

"Hmmmmm... HIRUMA... kau memang anak yang menarik, rupanya belum cukup aku menghancurkan mu!"

Jendral Smith berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan kearah lemari yang berada di sudut ruanganya, kemudian dia seperti memasukan kode sebelum pintu lemari itu terbuka otomatis, dan dia mengambil dua benda dari dalam lemari itu, yang satu dia pakai di lengan kirinya dan yang satu lagi dia pasang di rambutnya.

SwitchWhere stories live. Discover now